BERITABANJARMASIN.COM - Permasalahan gizi ganda yakni stunting dan obesitas pada anak dan remaja di Kalsel masih menjadi masalah yang harus dituntaskan bersama.
"Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar tahun 2018 persentase stunting di Kalsel berada di kisaran 33,08 persen. Sedangkan angka obesitas tahun 2021 sebesar 2,95 persen," ungkap Ketua TP-PKK Kalsel, Raudatul Jannah Sahbirin Noor dalam acara peringatan hari gizi nasional (HGN) ke 62, Senin (24/1/2022).
Kedua permasalahan gizi terebut menurutnya memiliki dampak buruk bagi generasi yang ada di Kalsel, karena berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kecerdasan anak dan remaja, sehingga akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada di Kalsel dimasa mendatang.
Raudatul mengungkapkan penyebab stunting dan obesitas selain karena faktor kebutuhan pangan dan ekonomi juga dipengaruhi oleh perilaku dan budaya yang berkembang di masyarakat.
Pencegahan dan penanggulangan masalah gizi tersebut tentu saja memerlukan beberapa pendekatan dan solusi untuk mengatasinya, seperti meliputi upaya untuk merubah sikap dan perilaku yang akan menjadi budaya pro gizi dan kesehatan, interfensi kecukupan keseimbangan dalam asupan gizi juga sangat diperlukan.
Selain itu, diperlukan adanya komitmen yang kuat serta konsisten melalukan aksi bersama secara nyata dalam rangka cegah stunting dan obesitas dengan melibatkan semua unsur dan elemen masyarakat serta lintas sektor terkait.
Mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten kota, dan provinsi. "Perhatian serius serta tulus dari semua tentunya sangat diperlukan, terutama instansi SKPD serta organisasi sosial kemasyarakatan dan organissi profesi," sebutnya.
Adapun komitmen dukungan aksi bersama cegah stunting dan obesitas di Banua Kalsel sudah dilaksanakan terbukti dengan adanya deklarasi loksado dan juga dengan adanya pelaksan peringatan hari ke-62 HGN pada hari ini. (fitri/sip)
Posting Komentar