Raden Samudera adalah cikal bakal raja raja di Banjarmasin. Beliau adalah cucu maharaja sukarama dari Nagara Daha. Raden Samudera (yang nantinya bernama Sultan Suriansyah) terpaksa melarikan diri untuk menyelamatkan diri karena diancam dibunuh oleh paman beliau sendiri, Pangeran Tumenggung.
Pangeran Samudera di Larikan ke Banjarmasin
Mengapa Pangeran Tumenggung begitu benci pada pangeran Samudera? karena Maharaja Sukarama berwasiat bahwa yang menjadi raja bila beliau wafat adalah pangeran samudera. Oleh mangkubumi Aria Tranggana, Raden Samudera dinasehatkan untuk melarikan diri ke Serapat, Balandian, Banjarmasin atau Kuwin. Pangeran Samudera pun dibekali perahu, makanan dan pakaian. Raden Samudera pun bersembunyi di daerah Muara Barito
Pangeran Samudera di jadikan Raja Kerajaan Baru
Sementara itu, daerah Banjar dipimpin oleh seorang yang bernama Patih Masih. Sebagai pemimpin, tentunya beliau tahu dengan situasi politik Nagara Daha. Beliau juga tahu bahwa Pangeran Samudera sedang bersembunyi di Balandean. Lalu semua patih di Banjar bersepakat untuk mencari Raden Samudera.
Merebut Bandar Nagara Daha dan Terjadinya Perang
Setelah ditemukan, Pangeran Samudera diangkat menjadi raja di kerajaan Baru di Banjar. Kerajaan Banjar yang baru ini juga merebut bandar Muara Bahan, bandar dari Nagara Daha dan memindahkannya ke ke Banjar. Tindakan ini dianggap sebuah pemberontakan oleh Raja Nagara Daha. Pangeran Tumenggung (Raja Nagara Daha) pun mengirim tentara dan armada ke hilir sungai barito dan di ujung pulau alalak terjadi pertempuran besar besaran yang mengakibatkan kekalahan Pangeran Tumenggung
Mencari Bantuan Dari Luar Daerah, Termasuk Jawa
Pangeran Samudera mencari Banuan keluar daerah seperti Sambas, Kotawaringin, Berau dan bahkan sampai ke kerajaan Demak di Jawa. Terkumpul kurang lebih 40.000 pasukan. Bantuan terbesar datang dari Pasukan Kerajaan Demak yang mana syarat nya adalah masuk islamnya Pangeran Samudera besera penduduknya.
Perang Tanding Antar Dua Raja
Pangeran Samudera dengan pasukan yang besar terus berhasil memenangkan setiap pertempuran. Tentunya memakai banyak korban jiwa. Lalu disarankan oleh Aria Tranggana (Mangkubumi Nagara Daha) agar diadakan perang tanding kedua raja untuk mengurangi korban jiwa.
Pangeran Samudera Tak Mau Melawan
Lalu Kedua raja (Pangeran Samudera dan Pangeran Tumenggung) menggunakan perahu yang dikemudikan oleh masing masing mangkubumi di Sungai Parit Basar. Masing masing bersenjata lengkap dan disaksikan oleh semua rakyat. Namun secara tak terduga, Pangeran Samudera tidak mau melawan dan mempersilahkan Pangeran Tumenggung membunuh dirinya. Karena bila melawan Pangeran Tumenggung, Pangeran Samudera merasa seperti melawan ayah-bundanya sendiri, Karena Pangeran Tumenggung adalah paman dari Pangeran Samudera.
Pangeran Tumenggung Merasa Kasihan dan Menyerah
Karena pernyataan dari keponakan nya tersebut, Pangeran Tumenggung lemah hati nya. Timbul kasih sayang kepada keponakannya. Akhirnya Pangeran Tumenggung memeluk Pangeran Samudera dan rela menyerahkan kekuasaan nya kepada keponakannya sendiri. Pangeran Tumenggung pun tetap berkuasa namun hanya untuk daerah Batang Alai dengan 1000 penduduk. Nagara Daha pun kosong karena ditinggalkan sang raja dan penduduknya ke Banjarmasin.
Sumber : buku Sejarah Banjar Balitbangda Provinsi Kalsel oleh penerbit Ombak Yogyakarta. Sub judul "Terbentuknya Kerajaan Banjar dan Lahirnya Kota Banjarmasin" halaman 109
Posting Komentar