Ilustrasi Tumenggung Abdul Jalil dari buku Karya Tulis Norpikriadi, pengajar MAN 1 Amuntai |
Sejak kecil beliau diberi nama Jalil. Lahir di Palimbangan, Amuntai, HSU tahun 1840. Beliau seorang yang bukan bangsawan, namun sangat pemberani dan pendekar dalam ilmu silat. Di usia 20 tahun beliau terlibat perlawanan terhadap Belanda di Tanah Jabang dan Lok Bangkai. Karena kepahlawanan nya, beliau dikenal sebagai "Kaminting Pidakan"
Pada 1859, Tumenggung Abdul Jalil diberi gelar oleh Pangeran Hidayat dengan gelar Kiai Adipati Anom dinding Raja. Tumenggung Abdul Jalil membuat pos penjagaan disekitar babirik, Alabio, dan Sungai Banar. Disekitar sungai dan masjid Amuntai didirikan benteng dan rintangan untuk mempersulit kapal Belanda yang lewat
Namun pada suatu ketika, Tumenggung Jalil terpukul dari Banua Lima. Beliau lalu menggabungkan diri ke Benteng Tundakan di Balangan bersama Tumenggung Baro dan Pangeran Maradipa. Terjadilah Pertempuran antara pejuang Banjar dengan penjajah Belanda. Pertempuran di benteng ini banyak memakan korban jiwa. Pertempuran ini terjadi pada 24 September 1861.
Tumenggung Abdul Jalil bersama Pangeran Antasari dan pejuang lainnya mempertahankan benteng Tindakan. Benteng Tundakan hanya dipertahankan dengan 30 pucuk meriam dan senapan yang jauh lebih sedikit dari senjata Belanda. Dengan semangat pantang menyerah, akhirnya Belanda dapat dipukul mundur dari benteng Tundakan
Selesai pertempuran, ternyata ditemukan Tumenggung Abdul Jalil telah tewas. Mayat beliau ditemukan ditumpukan mayat serdadu Belanda di luar benteng. Barulah diketahui bahwa ketika perang berkecamuk, Tumenggung Abdul Jalil mengamuk ke tengah tentara Belanda dan gugur bersama pasukan Belanda yang dibunuhnya. Tumenggung Abdul Jalil pun gugur sebagai pemuda pejuang Kusuma Bangsa
Rupanya Belanda sangat takut dan benci kepada Tumenggung Abdul Jalil. Belanda pun mencari kuburan beliau, lalu kuburan nya dibongkar. Tengkorak beliau dibawa ke Belanda, dan sisa mayatnya di hancurkan, hingga beliau dikenal sebagai pejuang Bangsa yang tak mempunyai kubur.
Sumber : buku Sejarah Banjar Balitbanda Provinsi Kalsel oleh penerbit Ombak Yogyakarta. Sub judul Tumenggung Jalil Gelar Kiai Adipati Anom dinding Raja, halaman 338
Posting Komentar