Belanda terkenal dengan strategi "Devide Et Empera" nya dalam memecah belah persatuan negara jajahan nya. Hal ini juga mereka lakukan di tanah Banjar.
Penjajah Belanda selalu menghidupkan pertentangan dan perebutan kekuasaan di kerajaan Banjar. Salah satunya adalah dengan mengangkat Pangeran Tamjidillah menjadi Sultan Muda. Padahal yang diwasiatkan oleh Sultan Adam menjadi penerus tahta yang sah adalah pangeran Hidayatullah.
Lebih lebih lagi, Pangeran Tamjidillah memiliki tabiat yang buruk dan senang berkawan dengan penjajah Belanda. Sedangkan Pangeran Hidayatullah adalah sosok bangsawan yang berakhlaq baik, taat beribadah dan pewaris tahta Sultan Banjar yang sah.
Selain memecah belah, Pengangkatan Pangeran Tamjidillah sebagai Sultan memiliki tujuan lain. Yaitu untuk mendapatkan konsesi tambang batu bara. Karena Pangeran Tamjidillah dekat dengan Belanda, otomatis Belanda akan mudah mendapatkan izin tambang batu bara di wilayah kerajaan Banjar.
Pengangkatan Pangeran Tamjidillah membuat rakyat Banjar melakukan perlawanan dimana mana. Karena rakyat tau siapa penerus tahta kerajaan yang sah dan siapa yang lebih baik dalam memimpin kerajaan Banjar. Muncullah tokoh tokoh pejuang Banjar legendaris seperti Pangeran Antasari, Demag Lehman, Tumenggung Antaluddin, Ratu Zaleha, dan masih banyak lagi.
Sumber : buku Sejarah Banjar Balitbangda Provinsi Kalsel oleh penerbit Ombak Yogyakarta. Sub judul "Situasi Politik Abad 19 " halaman 287
Posting Komentar