Benteng Madang, Benteng Yang Berkali Kali Gagal di Serang Oleh Belanda di Hulu Sungai Selatan | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Kamis, 10 Februari 2022

Benteng Madang, Benteng Yang Berkali Kali Gagal di Serang Oleh Belanda di Hulu Sungai Selatan

National.okezone.com

Benteng di gunung madang adalah salah satu benteng yang pernah dibangun oleh para pejuang Banjar seperti pangeran Hidayat, Demang Lehman, Tumenggung Antaluddin dan lain lain. Benteng ini pernah mengalami 5 kali serangan dari Penjajah Belanda, namun selalu dapat di patahkan oleh para pejuang Banjar.

Serangan Belanda pertama terjadj ketika Pangeran Hidayat dan demang Lehman meminta Tumenggung Antaluddin membuat benteng ini. Namun pembuatan benteng ini diketahui Belanda. Lalu tanggal 3 September 1860 terjadi serangan mendadak oleh Belanda. Namun dibalas juga dengan serangan mendadak oleh pejuang Banjar hingga beberapa serdadu Belanda tewas. Belanda pun mundur.

Besok hari nya pada 4 September 1860, Penjajah Belanda melakukan serangan untuk kedua kalinya. Namun secara mengejutkan 3 granat milik Belanda tidak mau meledak dan dibalas dengan tembakan  dari benteng Madang. Letnan de brauw (pimpinan Belanda) kena tembak dan selebihnya kembali mundur.

Serangan ketiga kembali dilakukan Belanda dengan bantuan dari Banjarmasin dan Amuntai pada 13 September 1860. Serangan ketiga dipimpin oleh kapten koch. Serangan ini dihadapi oleh Demang Lehman dan Tumenggung Antaluddin. Roda meriam Belanda hancur terkena tembakan pejuang Banjar. Kapten koch pun mundur. Kabar kegagalan serangan ini tersebar sampai ke Banjarmasin.

Serangan ke empat kembali di lancarkan pada 18 Desember 1860. Kali ini kapten Belanda koch pun ikut bersama 91 opsir bangsa Eropa dan sebuah meriam berat bernama howitzer. Demang Lehman menyambut kedatangan serangan ke empat ini. Serangan ini dapat digagalkan, meriam howitzer terjatuh dan kapten koch tewas.

Serangan Belanda ke lima terjadi pada 22 Desember 1860. Pertempuran ini dihadapi oleh pejuang Banjar seperti Demang Lehman, Tumenggung Antaluddin, Kiai Cakrawati dan lain lain. Pertempuran ke lima agak sedikit mengecewakan Belanda karena benteng telah dikosongkan dan hanya meninggalkan satu mayat.

Sumber : buku Sejarah Banjar Balitbangda Provinsi Kalsel oleh penerbit Ombak Yogyakarta. Sub judul "Pertempuran di Gunung Madang" halaman 332-334

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner