12 tahun lamanya lelaki paruh baya ini setia menekuni usaha kuliner es krim durian. Kesetiannya pada kerja keras membuahkan hasil. Tak sedikit yang menjadi langgananya. Meski berjualan menggunakan gerobak, ia menggunakan bahan berkualitas, durian Medan yang terkenal itu.
Maya Andriani, Banjarmasin | BERITABANJARMASIN.COM
Memulai usaha dari tahun 2010 hingga sekarang, lelaki bernama Syamsuri ini konsisten menekuni dunia usaha es krim durian atau lebih terkenal dengan nama es duren.
Meski kini telah menginjak usia senja di angka 69 tahun, namun semangatnya mencari rezeki tak pernah padam.
Pagi berganti siang, siang berganti sore, jualannya tak pernah sepi pengunjung. Silih berganti peminat es duren datang untuk membeli atau dibungkus dibawa pulang untuk sanak saudara.
Bahkan pernah juga pembeli yang pulang dengan tangan kosong karena kehabisan. "Saya sudah 12 tahun berjualan disini, alhamdulillah selalu ramai pembeli," ujarnya Sabtu (5/2/2022)
Ia mengaku bersyukur meskipun ketika Pandemi Covid-19 hebat melanda, usahanya tetap dapat bertahan dan tidak terjadi penurunan signifikan. Dalam sehari ia bisa meraup untung sebesar Rp700 ribu dari modal awal yang ia gunakan sekitar Rp300 ribu.
Harga dagangan yang ditawarkan beliau cukup ramah dikantong. Hanya Rp6.000 pembeli sudah bisa dapat satu porsi es krim durian.
Peminatnya pun datang dari berbagai kalangan, tidak hanya anak muda, orang tua hingga anak-anak dan mahasiswa sudah menjadi langganan tetap beliau.
Tentunya sajian yang satu ini disatukan dengan roti sangat pas disuguhkan saat terik panas matahari di siang hari. Hanya saja, jika hari telah menginjak sore dagangannya akan dilanjutkan oleh sang anak yang mempunyai usaha serupa.
Untuk membuat citarasa tetap enak hingga kini, ia teliti sekali dalam memilih bahan yakni hanya menggunakan Dldurian Medan.
Tak tanggung-tanggung untuk roti tawar menggunakan brand yang cukup terkenal di Banjarmasin. Meski begitu ia tidak berniat menaikkan harga dan tetap memberikan yang terbaik untuk pelanggannya.
Adapun bahan baku utama yang digunakan adalah tepung tapioka yang diolah menggunakan alat tradisional buatannya sendiri sampai menjadi adonan es krim durian.
Salah satu pengunjung, bernama Boy mengungkapkan sering membeli es krim disana bahkan sehari bisa dua kali. Meski banyak pedagang serupa ia merasa sudah pas dan klik dengan rasa es krim duren milik Syamsuri. "Suka makan es krim disini, sesuai selera saya," ucapnya. (maya/sip)
Posting Komentar