Pada pertengahan bulan September 1945, masuklah dipelabuhan Kotabaru tiga pemuda pelaut terdiri dari suku Bugis, Jawa dan Batak dengan menggunakan perahu layar dari Surabaya. Mereka singgah di Kotabaru karena angin buruk.
Ketiga pemuda itu mengadakan pertemuan dengan para pemuda Kotabaru. Mereka bertiga mengaku sebagai pejuang yang bertugas secara rahasia dengan tujuan Sulawesi. Dari pertemuan itu di informasikan proklamasi kemerdekaan, susunan pemerintahan, dan situasi terakhir di Jawa, khususnya di Surabaya
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan itu, maka diadakan pertemuan yang lebih besar oleh tokoh masyarakat Kotabaru. Diantaranya adalah Guru Alwi, Yusuf Janal, Golan Ahmad, Wahel dan lain lain. Pertemuan itu untuk menentukan langkah selanjutnya terkait situasi proklamasi kemerdekaan tersebut.
Di Pagatan, berita kemerdekaan agak terlambat diketahui. Berita itu baru diketahui setelah datang utusan dari Ir. Pangeran Muhammad Noor (Gubernur Kalimantan) ke Pagatan. Utusan gubernur itu dua orang yang bernama Andi Sekencuang dan Andi Maksum
Tokoh tokoh dari Pagatan pun mengirim utusan ke Balikpapan. Dua tokoh itu adalah A. syukur Rahim dan Minhaj untuk mengetahui situasi terakhir di Balikpapan.
buku Sejarah Banjar Balitbangda Provinsi Kalsel oleh penerbit Ombak Yogyakarta. Sub judul "Reaksi Rakyat Kalimantan Selatan terhadap proklamasi 17 Agustus 1945" halaman 573-574
Posting Komentar