OM Sinar Bahagia dan Film Aroma of Heaven Menyapa Banjarbaru | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Jumat, 18 Februari 2022

OM Sinar Bahagia dan Film Aroma of Heaven Menyapa Banjarbaru

BANJARBARU - Dua program kesenian di ruang alternative kembali digelar Rumah Oettara. Sore hari sejak pukul 16.15 WITA Orkes Sinar Bahagia pimpinan Maestro Kuriding Mukhlis Maman atau yang lebih dikenal sebagai Julak Larau datang menghibur dengan dendang-dendang lagu melayu Banjar dan Melayu populernya.

Lantunan dendang melayu dari petikan gambus dan saling jalin rhytm dari cak dan cuk yang sesekali di tikam grenek biola membuat kaki tak berhenti bergoyang. 

Tarbang yang bertalu-talu membawa irama japin, sesekali irama joget semakin menambah ramai sore nan sejuk di sekitaran Jalan Putri Junjung Buih, Kota Banjarbaru ini.

Penerapan protokol kesehatan ketat tetap kami lakukan degan menyediakan tempat cuci tangan, scan barcode Peduli Lindungi dan selalu mengingatkan hal-hal yang berkaitan dengan prokes Covid-19. 

Sore itu suka ria semua ditutup manis dengan sambutan hangat tepuk tangan penonton sembari menikmati beberapa sajian kopi dan cemilan di Rumah Oettara. 

Pada Sambutannya Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarbaru menyampaikan bahwa kegiatan-kegiatan positif ini menghadirkan kembali irama-irama melayu Banjar dalam kseharian merupakan sebuah upaya menumbuh kembangkan kembali nilai-nilai kebudayaan lokal di tengah masyarakat yang urban seperti kota Banjarbaru. 

Yani Makkie juga menyampaikan agar penerapan protokol kesehatan harus tetap menjadi dasar utama pelaksanaan kegiatan semacam ini. Beliau juga memberika apresiasi terhadap adanya ruang alternatif seperti Rumah Oettara yang menambah khasanah tontonan di Kota Banjarbaru.

Pada malam hari mulai pukul 19.00 WITA hingga 21.00 WITA Rumah Oettara melanjutkan kegiataan lainya, yaitu pemutara dan Diskusi Film “Aroma of Heaven”. 

Film ini membawa penonton ke tempat-tempat yang belum pernah terekspos sebelumnya, dan bahkan menyajikan fenomena familiar dengan cara yang sama sekali berbeda. Lebih dari sekedar menggambarkan asal-usul kompleksitas cita rasa kopi, lebih dari sekedar berbicara tentang tren dan gaya hidup meminum kopi masa kini, Biji Kopi Indonesia adalah sebuah film dokumenter yang menimbulkan pertanyaan provokatif: seberapa dekat kita mengenal kopi yang kita konsumsi setiap hari? Jawabannya tidak pada pemikiran pada umumnya. 

Film ini menjadi pintu masuk untuk melihat dan mendiskusikan kembali tentang sejarah, pertumbuhan dan perkembangan kopi lokal Banjar sebagai sebuah entitas kopi lokal dan hubungannya dari komunitas besar kopi Nusantara.

Hadir sebagai pembicang pada program ini adalah Mursalin, Akademisi sejarah dari UIN Antasari Banjarmasin. Pembincang lainya ada Abdi Hamdi owner dari Ohayo Coffe and Roastery yang juga merupakan mentor program YESS pendampingan terhadap petani-penati kopi di Kabupaten Banjar. 

Selain itu pembincang lainnya adalah Khairullah yang concern terhadap kopi lokal Banjar dengan unit usaha Kopi Utuhnya.  

Diskusi ini juga dihadiri beberapa tokoh seperti HR Budiman Ketua Komisi I DPRD kota Banjarbaru, HE Benyamine Direktur Akademi Bangku Panjang Mingguraya, Mario Pemilik Kopi Karoma dan teman-teman lain yang punya perhatian terhadap kopi.  

Diskusi berjalan dengan lancar, ternyata kopi tidak melulu soal teknis mengolahnya namun juga penting melihat bagaimana kondisi hulu-nya. Masih adaya carut marut tentang sistem pertanian dan pengolahan pasca panen menjadi perhatian besar malam itu. 

Mursalin sebagai sejarawan kemudian membongkar arsip-arsip lama tentang kedatangan kopi di Banua yang akhirnya memberi gambaran tentang alasan kondisi hulu yang tidak ideal saat ini.

HR Budiman juga kemudian memberikan pandangan dari sisi kebijakan publik yang bisa diambil sebagai upaya menumbuh kembangkan industri kopi lokal melalui sudut pandang Banjarbaru sebagai sebuah gerbang Ibukota kedepannya. 

Saling lempar pandangan dan pendapat malam itu bertemu pada sebuah simpulan bahwa semua harus memulai dari dasar lagi, membangun proyeksi yang lebih sustainable dalam upaya mengka.panyekan kopi lokal di Banua sendiri.

Rumah Oettara yang menjadi kolaborator acara ini, menyediakan ruang garasi untuk giat seni, hal ini guna menghidupkan ruang-ruang alternatif pertunjukan, bukan hanya panggung konvensional dalam sebuah gedung namun objek ruang lainnya pun dapat menjadi pilihan untuk pementasan. 

Selain itu juga, Rumah Oettara secara terbuka menerima kerjasama untuk acara-acara seperti itu diskusi, pertunjukan hingga pemutaran film guna meningkatkan literasi. Acara monolog Balada Sumarah ini turut didukung oleh kelompok NSA PM dan JBK.co sehingga acara dapat terlaksana.

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner