Sumber foto agus-generatio.blogspot.com |
Pada bulan Juni 1861, Sultan Hidayatullah berada di gunung Pamaton. Rakyat Pamaton menyambut kedatangan. Beliau dan membuat benteng untuk mencegah serangan Belanda yang ingin menangkap Pangeran Hidayatullah. Pangeran Hidayatullah berencana melakukan serangan umum kepada Penjajah Belanda di kota Martapura pada 20 Juni 1861.
Namun rencana ini ternyata diketahui Belanda. Lalu pada 20 Juni Belanda tiba tiba menyerang benteng gunung Pamaton. Serangan ini berhasil digagalkan dengan banyak korban di pihak Belanda.
Lalu Penjajah Belanda kembali melakukan serangan ke gunung Pamaton dibawah pimpinan Mayor Koch. Penjajah Belanda membakar rumah rumah penduduk yang tak berdosa, membinasakan kebun dan menangkapi penduduk Pamaton. Pertempuran di gunung Pamaton menjatuhkan banyak korban, baik dari rakyat Banjar maupun penjajah Belanda. Letnan terdwerde dan kopral Grimm tewas kena tombak dan tusukan keris.
Serangan bulan Juni 1861 kepada benteng gunung Pamaton berhasil digagalkan yang hanya bermodalkan senjata sederhana. Benteng Pamaton saat itu memang di jaga oleh pejuang Banjar yang tangguh seperti Demang Lehman, tumenggung gambar, raksapati, Kiai Puspa Yuda negara, Kiai Cakrawati dan lain lain
Pada bulan agustus 1861, Penjajah Belanda kembali mencoba menyerang gunung Pamaton. Dibawah pimpinan Mayor Koch, penjajah Belanda menghancurkan ladang, lumbung padi dan hutan untuk menghancurkan persediaan bahan makanan. Namun pada serangan kali ini Pangeran Hidayatullah kembali gagal ditangkap karena beliau sudah meninggalkan benteng terlebih dahulu.
buku "Datu Datu Terkenal Kalimantan Selatan". Terbitan "Sahabat" Mitra Pengetahuan 2013. Sub judul "Pangeran Hidayatullah" halaman 35
Posting Komentar