 |
| Sumber foto : disbudpar kab. Banjar |
Pada abad ke 18, Eropa mengalami revolusi industri. Kapal uap ditemukan dan Belanda memakai kapal uap pada abad ke 19. Kapal uap tentunya memerlukan batu bara sebagai bahan bakarnya
Penjajah Belanda memperoleh informasi bahwa di daerah riam Kiwa ditemukan lapisan batubara sejak saat itu, perhatian penjajah Belanda kepada kerajaan Banjar lebih intensif.
Segala taktik dan strategi digunakan agar Belanda memperoleh konsesi tambang batu bara di daerah kerajaan Banjar ini. Hingga akhirnya Belanda berhasil mengadakan perjanjian pada tahun 1845 untuk menetapkan batas batas kerajaan Banjar.
Penjajah Belanda pada akhirnya berhasil meresmikan pembukaan tambang batu bara di Pengaron pada 28 September 1849. Tambang ini termasuk salah satu tambang tertua di Indonesia. Melihat kenyataan bahwa tambang batu bara ini mendatangkan banyak untung bagi Belanda, Belanda pun mempertajam politiknya.
Salah satu nya mencari tenaga kerja dari orang orang yang terlilit hutang. Memang pada saat itu, hukum yang dianut kerajaan Banjar adalah orang yang berhutang statusnya setengah budak.
Pada akhirnya tambang oranje Nassau di Pengaron diserang oleh para pejuang Banjar. Mereka adalah pasukan Muning dan pasukan riam Kiwa yang dipimpin Pangeran Antasari.
Sumber : buku Sejarah Banjar Balitbangda Provinsi Kalsel oleh penerbit Ombak Yogyakarta. Sub judul "Situasi Politik Abad 19" halaman 283-285 dan "Penyerbuan Terhadap Benteng Oranje Nassau" halaman 317
Posting Komentar