Ilustrasi perang Banjar, sumber dari : sejarah budaya Nusantara |
Malapetaka kerajaan Banjar dimulai dengan wafatnya Sultan Muda Abdurrahman pada 1852. Dengan wafatnya beliau, timbulah benih benih pertentangan di keluarga kerajaan Banjar. Ada tiga golongan yang berebut tahta kerajaan Banjar saat itu, yaitu Pangeran Tamjidillah, Pangeran Hidayatullah, dan Pangeran Prabu Anom
1. Pangeran Tamjidillah adalah putra Sultan Muda Abdurrahman dengan Nyai Besar Aminah (seorang Cina Pacinan). Tingkah lakunya tidak disenangi para ulama dan rakyat Banjar. Namun sangat disenangi Belanda karena senang bergaul dan mabuk mabukan dengan Belanda
2. Pangeran Hidayatullah, anak Sultan Muda Abdurrahman dari Bangsawan Ratu Siti. beliau dikenal berakhlaq baik dan taat beribadah. Hingga beliau disenangi rakyat Banjar
3. Pangeran Prabu Anom, putra Sultan Adam Al Watsiq Billah dan Ratu Komala Sari.
Yang jadi permasalahan adalah, penjajah Belanda yang ikut campur dengan urusan kerajaan Banjar. Bahkan Belanda mengangkat Pangeran Tamjidillah sebagai Sultan Muda. Sedangkan Pangeran Tamjidillah kurang disukai masyarakat dan perilaku kurang baik.
Belanda mengangkat Pangeran Tamjidillah karena dari pangeran inilah Belanda akan bisa mendapat keuntungan. Pangeran Tamjidillah sangat dekat dengan Belanda hingga Belanda bisa mendapat konsesi tambang batu bara Oranje Nassau.
Sumber : buku Sejarah Banjar Balitbangda Provinsi Kalsel oleh penerbit Ombak Yogyakarta. Sub judul "Situasi Politik Abad 19" halaman 287-288
Posting Komentar