BANJARBARU - Setiap 9 Maret diperingati sebagai Hari Musik Nasional dan serentak dirayakan oleh banyak seniman, komunitas dan kalangan musisi dengan memainkan bebunyian-bebunyian yang disepakati sebagai musik.
United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan gamelan sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda pada 15 Desember 2021.
Sebagai bentuk perayaan Hari Musik Nasional dan perayaan Gamelan sebagai warisan budaya tak benda dunia, Rumah Oettara menggelar "Mailun Gamalan Banjar" dengan memainkan beberapa reportoar lagu Gamalan Banjar selama satu jam.
Mengundang
para seniman Gamalan Banjar untuk menabuh bersama sebagai bentuk suka cita
karena gamalan Banjar menjadi salah satu gamelan yang ikut serta dalam
pengakuan dunia tersebut.
Menurut Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarbaru, A Yani Makkie pada 9 Maret pihaknya hadir dengan niat yang sama visi yang sama, keinginan yang sama untuk mengekspresikan diri kita menuangkan ide dan perasaan melalui seni, khususnya seni musik baik musik tradisional maupun musik modern.
Yani Makkie yang juga Ketua Harian Dewan Kesenian Banjarbaru menambahkan semakin derasnya arus globalisasi, dimana banyak musik mancanegara yang mewarnai dunia permusikan di Indonesia hal ini membuat musik tradisional semakin terpinggirkan.
Namun dengan adanya Hari Musik Nasional yang tak jarang terus menjadi upaya kita untuk melestarikan keragamannya musik di Indonesia pada umumnya dan dibanjarbaru pada khusunya lebih lagi di Kalimantan Selatan.
"Ini merupakan momentum paling tepat bagi kita warga Kalsel khususnya Kota Banjarbaru untuk merayakanya, dimulai dari Rumah oettara ini yang merupakan Kedai kopi sekaligus rumah budaya," ujarnya.
Mari kita gaungkan musik tradisional gamalama banjar sebagai bagian dari warisan budaya tak benda dunia. selamat hari musik Nasional tahun 2022, tandasnya menutup testimoni.
Rumah
Oettara mencoba hadir memberi respon tentang keadaan gamalan dan fungsinya
dimasyarakat. Novyandi Saputra owner Rumah Oettara yang sekaligus Peneliti
gamalan Banjar menyampaikan bahwa perayaa ini adalah wujud dari kerja
kolaborasi banyak pihak diantaranya Rumah Oettara, Pemerintah kota dalam hal
ini Disporabudpar kota Banjarbaru, Sanggar Kemilau Intan Kalimantan Selatan
yang mau memberi pinjaman satu perangkat gamalan Banjar mereka.
Selain
acara peringata hari musik pada jam16.00 WITA juga akan digelar ngobrol buku
“Biji-biji kopi yang Bercerita di Bumi Borneo karya Syam Indra Pratama. Ngobrol
Buku ini akan menghadirkan penulis bukunya langsung dan sebagai pembicara akan
hadir pula Akademisi Sejarah ULM Mansyur.
Ngobrol
buku ini merupakan upaya Rumah Oettara untuk hadir sebagai ruang alternative
dalam membicarakan buku-buku lokal hingga buku nasional atau manca negara.
Tentu ini merupakan sebuah daya juang terhadap gerak literasi di Banjarbaru dan
Kalimantan Selatan. Selain itu ini menjadi ajang unjuk karya para penulis Banua
dengan berbagai macam genre tulisannya.
Buku
Biji-biji Kopi yang Bercerita di Bumi Borneo ini merupakan sebuaah buku yang
berlatar belakang sejarah dan catatan penulis tentang kopi lokal Banjar dan
Borneo. Pada buku ini pula kita bisa melihat bagaimana sejarah kedatangan
hingga tumbuh kembang kopi lokal borneo sampai sekarang ini.
Bagi yang berminat untuk membili bukunya bisa datang ke Rumah Oettara di jalan Putri Junjung Buih, Nomor 20 Banjarbaru. Rumah Oettara sebagai kolaborator dalam acara ini menyediakan ruang alternatif yang diperuntukkan untuk acara-acara diskusi seperti ini. “Ruang ini memang diperuntukkan untuk event diskusi seperti ini, nonton bareng dan lain-lain, ya seperti sebuah artspace lah”, ungkap Novyandi Saputra selaku owner Rumah Oettara. (rilis)
Posting Komentar