Enam tahun sudah lamanya Mahrita berjualan kembang barenteng tepatnya di depan pintu masuk Makam Sultan Suriansyah Banjarmasin. Jualannya eksis hingga kini (16/3/2022).
Maya Andriani, Banjarmasin | BERITABANJARMASIN.com
Tangannya sangat terampil menyusun berbagai macam bunga untuk dirangkai menjadi satu kesatuan yang sering masyarakat sebut dengan kembang barenteng yang kemudian dijual kepada para peziarah.
Mahrita biasa berjualan dari pukul 08.00 Wita hingga siang hari. Dari Pulau Alalak ia menyeberang sungai menggunan Kapal Ferry kemudian dilanjutkan menggunakan transportasi ojek menuju Komplek Makam Sultan Suriansyah.
"Saya jualan dari pagi sampai siang hari saja, karena anak masih sekolah jadi jarang sampai sore hari," paparnya.
Kembang barenteng ini biasanya menggunakan campuran berbagai jenis bunga seperti mawar, cempaka, melati, kenanga, kembang kuning dan bunga kertas.
Adapun bunga-bunga tersebut didapatnya dari Desa Bincau, Kecamatan Martapura. Ia mengatakan untuk kembang barenteng ini bahannya bukan musiman sehingga mudah saja didapat.
"Di sana mereka punya kebun sendiri, mereka yang mengantar bunga-bunganya kepada saya," terangnya.
Ia mengatakan agar bunga-bunga tersebut tidak mudah layu maka dilakukan penyimpanan di lemari es atau kulkas. "Tahannya itu sekitar 3 hari jika dimasukkan ke dalam kulkas," jelasnya.
Kalau pun kata dia dalam berjualan masih mempunyai sisa kembang, ia akan memberikannya secara sukarela. "Jadi kalau tidak habis itu, lebih baik diberikan saja. Hitung-hitung bersedekah," katanya.
Selain menjual kembang barenteng kepada peziarah, ia juga menyediakan bunga tabur (tidak dirangkai). Masing-masing diberi harga Rp5 ribu.
"Kita juga bisa menyesuaikan dengan permintaan peziarah misal mau dibuatkan berapa Rp5 ribu atau lebih," ucapnya.
Wanita asal Pulau Alalak ini mengatakan biasanya makam Sultan Suriansyah ramai dikunjungi pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu atau hari libur.
"Juga pada hari-hari besar keagamaan umat muslim," ungkapnya.
Ia mengatakan dari berjualan ini pada hari biasa bisa terjual hingga 100 kembang barenteng. Tentunya pada hari libur omset pendapatan akan jauh lebih meningkat.
Meskipun begitu kata Mahrita dampak di awal pandemi Covid-19 lalu turut dirasakan ia dan pedagang lain yang sama dengannya. "Iya ada penurunan penjualan hingga 25 persen dari hari biasa," ucapnya. (maya/sip)
Posting Komentar