Fitriyani, Banjarmasin | BERITABANJARMASIN.COM
Pada tahun 1982 awal, Kakek Baharudin mulai menekuni profesinya sebagai tukang reparasi sandal dan sepatu.
Kakek yang sudah 40 Tahun menjadi tukang jahit sepatu dan sandal di Pasar Ahad KM7, dekat perbatasan Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar itu selalu setia menunggu pelanggan-pelanggannya yang hendak memperbaiki sepatu dan sandal yang rusak.
Setiap hari dari pukul 9.00 Wita ia sudah berangkat dari rumahnya yang ada di Kelayan, Banjarmasin Selatan menggunakan sepeda motor tua miliknya. Sesampainya di tempat ia langsung dengan sigap merapikan peralatan yang dibutuhkan untuk menjahit sepatu dan sandal di tempat yang biasa ia mangkal.
Bermodalkan jarum jahit khusus sepatu dan sandal, benang nilon dengan warna yang berbeda beda untuk menyesuaikan warna sepatu dan sandal yang akan di jahit, kemudian palu untuk merapihkan, gunting dan meja.
Dalam sehari ia biasanya mendapatkan 10-15 pasang sepatu dan sandal untuk di jahit. Untuk harga setiap pasang sandal dan sepatu ia patok dengan harga bervariasi tergantung tingkat kesulitannya.
"Kalau sepasang sepatu kita hargai Rp20.000, sandal Rp15.000. Tapi kalau cuma sedikit aja rusaknya cuma Rp5000 per pasang," kata Kakek Baharudin, Senin (7/3/2022).
Kakek Baharudin biasanya menjajakan jasa reparasi sepatunya hanya sampai Pukul 14.00 Wita saja, setelah itu ia kembali pulang untuk beristirahat. Meski usianya sudah renta namun fisiknya masih terlihat segar jalanya pun masih kokoh berdiri."Mulai anak satu sampai punya cucu sudah menjalani kerjaan ini," ucapnya.
Kakek Baharudin mengaku sangat bersyukur dengan pekerjaan yang ia geluti selama ini, dari sinilah Kake Baharudin mampu membiayai hidup istri dan anak-anaknya. Alasan ia masih bekerja meski usianya sudah tua lantaran ia menjadikan pekerjaan ini sebagai hobi dan alternatif untuk menghibur diri di usia tuanya. "Gak mau aku berdiam saja, selagi masih sehat aku mau kerja ini terus. Alhamdulillah cukup aja rezekinya," tuturnya. (fitri/sip)
Posting Komentar