Penjajah Belanda menggunakan segala tipu muslihat untuk menggagalkan perlawanan rakyat Banjar yang ingin memperoleh kemerdekaan. Salah satu nya adalah dengan membentuk "Partai Anti Indonesia Merdeka" dengan pasukan rahasia yang bernama "Barisan Parang Bungkul"
Barisan parang bungkul ini bergerak sampai menyusup ke daerah gunung meratus untuk memata matai pergerakan rakyat Banjar dalam melawan penjajah. Tercatat sudah dua kali barisan parang bungkul membocorkan rahasia pejuang Banjar kepada Belanda, yaitu dalam pertempuran di Janggar kaki gunung Menteng (23 Desember 1947) dan pertempuran di kaki gunung Ambilik.
Pertama, Peristiwa di Janggar gunung Menteng. Terjadi ketika 15 pejuang Banjar sedang beristirahat di sebuah rumah warga Dayak. Pasukan parang bungkul memberitahukan hal ini kepada militer Belanda. Hingga membuat para pejuang Banjar segera di kepung dan diserang Belanda pada pukul 03.00 dini hari pada 23 Desember 1947.
Pertempuran di Gunung Menteng berlangsung hingga jam 09.00 pagi. Dari pihak pejuang Banjar 1 orang gugur, 2 orang tertangkap. Dari pihak penjajah Belanda 1 orang tewas dan beberapa lainnya terkena luka tembak.
Kedua, peristiwa di Ambilik (kaki gunung Ambulung Haruyan). Para pejuang Banjar dipimpin Hasan Basri merencanakan penyerangan kepada penjajah Belanda. Namun rencana ini dibocorkan oleh pasukan parang bungkul kepada Belanda.
Langsung saja pada 3 Agustus 1948 subuh dini hari, penjajah Belanda mengepung dan menyerang pejuang Banjar yang ada di Gunung Ambulung. Dari pertempuran ini, 2 pejuang Banjar gugur sebagai Kusuma bangsa. 4 pejuang terkena luka tembak.
Sumber : buku Sejarah Banjar Balitbangda Provinsi Kalsel oleh penerbit Ombak Yogyakarta. Sub judul "MPK ALRI DIVISI IV Menghadapi kontra republik" halaman 729-730.
Posting Komentar