Pelaku industri karet pada zaman dulu dari Instagram@ |
Pada 1906, para pengusaha Eropa mulai membudidayakan karet di Kalsel. Ada tiga daerah yang merupakan perkebunan besar karet, yaitu di Hayup (Tanjung), Tanah Intan, dan Danau Salak (Martapura). Banyak warga setempat yang bekerja sebagai kuli di kebun karet itu.
Setelah masa kontrak nya habis, penduduk kembali ke kampung masing masing. Penduduk yang berpengalaman di kebun karet menanam lagi karet di kampung mereka sendiri hingga mereka menjadi pengusaha karet pribumi. Pertumbuhan pohon karet pun menjadi sangat pesat di Kalsel.
Saking pesatnya, pada 1924 terdapat 10 juta pohon karet di hulu sungai. 10 juta pohon ini dimiliki oleh 3000 orang yang berarti setiap pemilik punya 300 pohon karet.
Jumlah itu terus bertambah hingga 1963. Pada tahun itu, pohon karet mencapai 49 juta pohon yang dimiliki oleh 12.000 orang. 49 juta pohon itu berada DiTanah seluas 50.000 hektar. Kebanyakan pohon itu ditanam pada waktu memuncaknya permintaan karet pada 1920 an.
Salah satu istimewanya budidaya karet di Kalsel, pada mula nya di mulai oleh pengusaha asing. Namun pada masa selanjutnya justru yang lebih berperan adalah pemilik kebun karet pribumi Kalsel.
Karena pesatnya budidaya karet di Kalsel inilah, kesejahteraan masyarakat Banjar meningkat pesat. Hal ini ditunjukkan pada 1930an dengan banyaknya rumah yang dibangun di daerah hulu sungai.
Sumber : buku Sejarah Banjar Balitbangda Provinsi Kalsel oleh penerbit Ombak Yogyakarta. Sub judul "karet" halaman 177-178
Posting Komentar