Tampil Hingga Eropa, Begini Sejarah Perjuangan Sanggar Tari dan Musik Pedalaman DAS Barito dari Banjarmasin | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Selasa, 29 Maret 2022

Tampil Hingga Eropa, Begini Sejarah Perjuangan Sanggar Tari dan Musik Pedalaman DAS Barito dari Banjarmasin

Menggunakan penutup kepala unik yang terbuat dari hiasan bulu burung merak Kalimantan dengan diiringi musik nada cepat disebut saluang mudik yang dibawakan anak didiknya, Poyanto akrab disapa Poyang (29) tampak sangat energik menari. 

Fitriyani, Banjarmasin || BERITABANJARMSIN.COM 

Susunan nada cepat yang dibawa anak didiknya dikenal dengan sebutan saluang mudik. Konon diambil dari ikan seluang yang berenang cepat. Aktivitas itu rutin dilakukan Poyang pendiri sanggar tari dan musik pedalaman daerah aliran sungai (DAS) Barito bersama anak didiknya yang merupakan pelajar SMP hingga SMA. 

Tidak main-main berkat latihan rutin serta didikannya selama di sanggar tari dan musik pedalaman DAS Barito ini sudah banyak anak-anak didiknya yang tampil ke beberapa kota besar di Indonesia seperti  Jakarta dan Makassar. 

Bahkan, Poyang bersama pembina lainnya di sanggar tari dan musik pedalaman DAS Barito mendapat kepercayaan dari Kementerian Pariwisata untuk tampil di  negara Eropa seperti di Finlandia, Italia, Jerman. 

"Kami memperkenalkan budaya pedalaman dan mereka sangat senang. Orang luar sangat tertarik bahkan saya diundang berkali-kali ke Eropa," bebernya. 

Bahkan kata Poyang seandainya tidak ada Covid-19 dirinya bersama pembina lainnya bisa beberapa bulan sekali diundang ke Eropa. 

Hal ini lantaran menurutnya kesenian yang ia bawakan sangat cocok dengan budaya masyarakat di Eropa, bahkan kedutaan Eropa sangat senang dan mengatakan ini layak untuk ditampilkan ke masyarakatnya karena terlihat unik dan langka. "Maka dengan itu kita mempunyai kerja sama yang bagus dengan kedutaan di Eropa," ucapnya. 

Dibutuhkan perjuangan kesabaran serta kerja keras untuk bisa sampai di titik ini, itulah yang diungkapkan Poyang ketika harus kembali menceritakan perjuangannya membangun sanggar tari dan musik pedalaman DAS Barito. 

Melakukan riset dan menemui narasumber dari daerah satu hingga daerah lain. Hal itu dilakukan demi memantapkan keyakinannya tentang seni budaya tradisi khususnya di aliran sungai Barito. 

"Saya lakukan riset bertahun-tahun dan akhirnya dapat titik temu bahwa akar kesenian yang selama ini dilakoni semua bertemu di satu titik," bebernya, Senin (28/3/2022). 

Ternyata ini adalah bagian dari seni tradisi atau budaya pedalaman Kalimantan. Jadi tidak ada istilah ini bukan kebudayaan maupun seni tradisi Kalimantan di bagian lainnya. Melainkan yang ia temukan dari hasil risetnya ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Yakni sama-sama seni tradisi pedalaman. 

Poyang menceritakan seni tari dan musik khas pedalaman DAS Barito yang ia bawakan ini menceritakan keterkaitan antara dua provinsi yakni Kalimantan Tengah dan Kalsel, kemudian Poyang melakukan penelitian dengan mengumpulkan beberapa informasi dari banyak narasumber yang berkaitan untuk mendapatkan benang merah dari keberadaan sanggar tari dan musik pedalaman DAS Barito ini. "Maka dari itu budaya ini saya sebutnya budaya pesisir sungai Barito," terangnya. 

Dimana dikatakan Poyang untuk suku Banjar di Kalsel saat mendengar budaya pedalaman yang mereka tau hanya budaya yang ada di pegunungan Meratus. 

Maka dari itu bukan di pinggiran Kalsel hanya saja mengangkat daerah aliran sungai Barito agar menjadi universal. "Kalau kita bawa ke luar namanya Borneo atau Kalimantan," ujarnya. 

Hal ini juga lantaran anak didiknya yang ada di sanggar miliknya berasal dari berbagai daerah yang merantau ke Kalsel baik pelajar mahasiswa dan pekerja yang mencintai seni dan ingin mengembangkan budaya pedalamannya. 

Untuk jadwal latihan di sanggar tari dan musik pedalaman DAS Barito dilakukan setiap hari Jumat sore selepas ashar, sedangkan untuk Sabtu khusus untuk latihan tari. 

Saat ini kata Poyang selain memperdalam seni musik tradisonal pedalaman ia juga tengah mengembangkan musik tradisional seperti musik panting. Saat ini jumlah anggota yang bergabung di sanggar miliknya sudah mencapai puluhan. 

Motivasi Poyang untuk mendirikan sanggar tari dan musik pedalaman DAS Barito yakni  karena ia ingin memberikan wadah bagi para pegiat seni dimanapun wilayah Kalimantan yang tinggal kuliah belajar bekerja di Banjarmasin dan masih ingin melestarikan budaya pedalaman. "Silahkan bergabung bersama kami," ajak Poyang. 

Sanggar tari dan musik pedalaman DAS Barito ini berlokasi di Sungai Andai Jalan Daun Salam. 

Sanggar yang sudah berdiri sejak 2015 ini sempat vakum lantaran adanya pandemi Covid-19, namun seiring melandainya Covid-19 di Kalsel, sanggar tari dan musik pedalaman DAS Barito kembali dibuka pada 17 Februari 2022 lalu. (fitri/sip)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner