Ilustrasi perang Banjar |
Saat perang Banjar begitu bergejolak melawan penjajah Belanda, Belanda melakukan tindakan yang cukup berani, yaitu mengumumkan penghapusan kerajaan Banjar. Penghapusan dilakukan pada 11 Juni 1860.
Penjajah Belanda melakukan penghapusan kerajaan Banjar seolah olah hanya untuk menyelesaikan permasalahan di negerinya sendiri. Padahal yang mereka hadapi adalah suatu bangsa yang berperang untuk mengembalikan kemerdekaan nya
Namun, kerajaan Banjar tetap melakukan perlawanan kepada penjajah Belanda hingga 1905. Dari generasi ke generasi selanjutnya selalu sigap meneruskan perjuangan.
Sebut saja pejuang perang Banjar Pangeran Antasari. Setelah beliau wafat, perjuangan di lanjutkan oleh Sultan Muhammad Seman. Setelah Sultan Semang gugur, perjuangan dilanjutkan oleh anak beliau yang bernama ratu Zaleha dan suami beliau, Gusti Muhammad Arsyad.
Namun, setelah 1905, khususnya setelah wafatnya Sultan Muhammad Seman, perang Banjar dinyatakan berakhir. Perlawanan rakyat Banjar setelah 1905 kebanyakan sekedar perlawanan rakyat seperti perlawanan Guru Sanusi di Amuntai (1914-1918), Gusti Darmawi di Kalua (1927), perlawanan di Hariyang (1937)
Sumber : buku Sejarah Banjar Balitbangda Provinsi Kalsel oleh penerbit Ombak Yogyakarta. Sub judul "Hancurnya Pagustian dan Manawing dan Berakhirnya Perang Banjar (1905)" halaman 364-365.
Posting Komentar