Banjarmasin tempo dulu, sumber : collectie tropenmuseum |
Masyarakat Banjar dikenal sejak dulu dengan peradabannya. Masyarakat yang memiliki peradaban yang besar memiliki kemampuan sastra yang baik. Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan memiliki berbagai pribahasa dan ungkapan tentang kehidupan. Peribahasa ini sarat akan makna dan mungkin belum buhan pian ketahui. Mari kita simak Bersama sama apa saja ungkapan Bahasa Banjar tersebut.
1. Jangan Membawa Gantang Saurang
Maksud dari ungkapan ini adalah jangan menilai sesuatu
dengan ukuran dan pemahaman pribadi kepada orang lain. Ukurlah sesuatu sesuai dengan
apa yang berlaku di masyarakat setempat.
2. Bulik ka Oadaringan
Peribahasa ini untuk orang mapan yang lupa diri dengan
kehidupan keluarga awal. Setelah merasakan suka duka, maka kembalilah ke keluarga
dimana tempat dimana kehidupan dimulai.
3. Dunia Kada Satalapak Tangan
Pribahasa yang ditujukan bila ada masalah, jangan berputus
asa. Karena banyak alternatif jalan lain jika benar benar mau mencarinya.
4. Asam di Gunung Uyah di Laut, Badapatnya Dalam Balanai
Pribahasa ini biasanya ditujukan untuk orang yang berjodoh. Artinya
yang jauh seperti Asam di gunung, dan garam di laut saja bisa menjadi bumbu
yang saling melengkapi. Apalagi urusan jodoh, walau jauh dan berbeda latar,
namun kalau jalannya sudah berjodoh, maka berjodohlah.
5. Bawa Batanang.
Bila situasi sedang memanas, maka harus pandai mengendalikan
suasana. Agar tindakan tidak meninggi, maka harus menenangkan diri/bertenang
diri.
6. Barilaan
Bila terjadi masalah, maka penting untuk saling memaafkan. Tindakan
Barilaan untuk melegakan hati dan tidak menimbulkan khawatir anatara boleh atau
tidak boleh.
7. Kaya Habu di Atas Tunggul
Pribahasa untuk suatu pekerjaan yang tidak memberi hasil.
Sebagaimana Abu diatas kayu tunggul. Kayu diatas tunggul apabila ditiup angin
maka akan hilang seketika
8. Kada Bakukus Dapur
Secara Bahasa artinya : tidak ada kegiatan memasak di dapur.
Ini adalah pribahasa untuk keadaan ekonomi yang sedang lemah/paceklik. Mungkin
karena tidak ada uang, atau sembako yang tidak ada hingga tidak bisa memasak
makanan
Sumber : Peribahasa dan Ungkapan Banjar, Refleksi Budaya
oleh Noorhalis Majid
Posting Komentar