Ratu Zaleha ialah sosok penting dalam Perang Banjar yang berlangsung sejak zaman Pangeran Antasari tahun 1859. Lalu dilanjutkan ayahnya Gusti Muhammad Seman dan diteruskan Ratu Zaleha dalam episode Perang Banjar di Hulu Barito, Kalimantan Tengah sekarang. Hingga akhirnya tertangkap tahun 1906.
Sebelum dibawa ke tempat pengasingan ke Bogor, Ratu Zaleha bersama ibunya Nyai Salamah dibawa dan diamankan di Martapura. Kemudian diberangkatkan ke Buitenzorg/ Bogor.
Pengasingan ini menyusul Gusti Muhammad Arsyad (suami Ratu Zaleha) yang diasingkan pada tahun 1904. Ratu Zaleha diasingkan di Bogor dan menjalani kehidupan di sana selama 31 tahun.
Ratu Zaleha berangkat bersama Nyai Salamah ibundanya. Diwilayah Empang (Bogor), bekas tempat pengasingan Ratu Zaleha dan suaminya inilah yang kemudian jejaknya dikenal dengan nama Gang Banjar. Lokasinya sekarang termasuk gedung Sekolah Luar Biasa (SLB) Al-Irsyad Al Islamiyyah Bogor.
Keseharian Ratu Zaleha di pengasingan Bogor diawasi ketat penjajah Belanda. Ratu Zaleha dan keluarganya dilarang memakai busana kesultanan. Pada tanggal 25 Juli 1906, Sekretaris Goebernemen melayangkan surat kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda, dan Assisten Residen Bogor. Dalam surat bernomor 1198 tersebut, Ratu Zaleha diusulkan mendapat tunjangan f 125 per bulan dari pemerintah Hindia Belanda dalam pengasingannya di Kampung Empang, Buitenzorg (Bogor).
Selama 31 tahun Ratu Zaleha berada di pengasingan Bogor menjalani sisa-sisa usia yang semakin senja. Pada tahun 1937 Pemerintah Hindia Belanda kemudian memulangkan Ratu Zaleha dan Gusti Muhammad Arsyad beserta keluarga besarnya ke Banjarmasin.
Sumber: Abdullah Batarfie, "Gang Banjar dan Jejak Kerajaan Banjarmasin di Empang"; Mansyur & Badrudin "Ratu Zaleha, Srikandi dari Pedalaman Borneo (2018). Sumber foto: kitlv & Tropen Museum (foto Kampung Empang tahun 1898-1910).
dari Instagram @sejarah.banjar
Link artikel asli : https://www.instagram.com/p/CDCqBJ-g3N6/
Posting Komentar