Panglima Batur adalah salah seorang panglima yang setia kepada Sultan Muhammad Seman (Sultan Banjar terakhir di zaman itu). Panglima Batur adalah panglima suku Dayak yang telah beragama Islam dari daerah Buntok.
Panglima Batur bersama Sultan Seman mempertahankan Benteng terakhir di Sungai Manawing melawan Belanda. Saat Panglima Batur pergi ke kerajaan pasir, saat itulah benteng Manawing diserang Belanda.
Belanda dipimpin oleh Christofel yang berpengalaman dalam perang Aceh menyerbu benteng Manawing pada Januari 1905. Pertempuran yang tak seimbang membuat Sultan Muhammad Seman tertembak dan gugur sebagai Kusuma Bangsa.
Panglima Batur adalah panglima yang teguh dalam pendirian, namun mudah sedih bila keluarga jatuh menderita. Kelemahan ini lah yang dijadikan Belanda alat untuk menjebak beliau
Belanda melakukan penangkapan kepada keponakan panglima Batur yang berada di kampung lemo. Keponakan beliau lalu di pukuli dan disiksa tanpa rasa kasihan. Keponakan beliau akan dilepaskan apabila panglima Batur mau berunding dengan Belanda
Hati panglima Batur menjadi gundah, namun pada akhirnya beliau menemui Belanda karena kasihan kepada sang keponakan. Bukan malah berunding, Penjajah Belanda langsung menangkap panglima Batur pada 24 Agustus 2005. Dua Minggu kemudian panglima Batur dibawa dari muara Teweh ke Banjarmasin. Di Banjarmasin beliau di arak keliling kota dan diberitahukan bahwa inilah pemberontak dan akan dihukum mati
Pada 15 September, panglima Batur dihukum gantung. Sebelum dihukum, beliau minta dibacakan dua kalimat syahadat. Beliau dimakamkan di belakang masjid Jami Banjarmasin. Nah. Pada 21 April 1948, jenazah beliau dipindah ke kompleks makam pahlawan Banjar.
Sumber : buku Sejarah Banjar Balitbangda Provinsi Kalsel oleh penerbit Ombak Yogyakarta. Sub judul "Hancurnya pagustian dan Manawing dan berakhir nya perang Banjar (1905)" halaman 364-367
Posting Komentar