Peristiwa Penyergapan Pejuang Oleh Penjajah Belanda di Birayang Pada Bulan Ramadhan 1947 | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Senin, 25 April 2022

Peristiwa Penyergapan Pejuang Oleh Penjajah Belanda di Birayang Pada Bulan Ramadhan 1947

Sumber Foto : Arsip Nasional Netherland

Pada tahun 1947, karena kondisi genting, Pasukan Gerakan Pemuda Indonesia Merdeka (Gerpindom) Birayang memindahkan markasnya dari simpang tiga Birayang (Hulu Sungai Tengah) ke Gua Kudahaya yang terletak di belakang kampung Mandam-Cukan Lipai, Birayang.

Tujuannya, menyelamatkan sisa-sisa rombongan pasukan John Masael, H. Damanhuri, dan kawan kawan, serta senjatanya. Usaha ini berhasil dengan terhimpunnya beberapa anggota di Markas Gerpindom Birayang di Gua Kudahaya. Mereka yang berada di sini adalah Abdurrahman Karim, H. Aberanie Sulaiman, dan beberapa lainya.

Pada hari Rabu pukul 19.00 pagi, 17 hari puasa Ramadhan pada tahun 1947 Abdurrahman Karim dengan Jamhar yang berasal dari rombongan John Masael dari Kalimantan Timur sedang berada di rumah Jailan dipasar Birayang dengan tiba-tiba dikepung dan disergap oleh pasukan polisi Belanda, namun keduanya lebih dahulu sudah berhasil meloloskan diri dari sergapan tersebut.

Sehingga gagallah niat spion dan polisi-polisi Belanda untuk menangkapnya, akan tetapi pemilik rumah yang bernama Jailani tersebut ditangkap dan dibawa ke kantor Polisi Belanda di Birayang. Beliau sempat ditahan beberapa hari, selanjutnya dibebaskan.

Kejadian ini sampai beritanya ke Gerpindom di Gua Kudahaya, karena itu menjelang Magrib semua anggota yang berada di Gua Kudahaya sudah berada di Birayang dengan maksud menyerang kantor Pemerintahan/Polisi Belanda Birayang.

Untuk itu maka pada malam harinya dengan mengambil tempat di rumah Utuh Hingkung di Kampung Rantau Birayang. Rapat yang dihadiri Abdurrahman Karim, H.Aberanie Sulaiman, Made Kawis, Jamhar Rosidi, H. Damanhuri, Hamdi Idar, Suni dan beberapa orang anggota-anggota Gerpindom Birayang lainnya.

Dalam rapat ini, akhirnya dihasilkan kata sepakat untuk melakukan penghadangan terhadap setiap kendaraan yang berisi polisi atau militer Belanda yang lewat di Hambawang Pulasan, pada 17 hari puasa Ramadhan pada tahun 1947.

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner