Mengapa Ibukota Kesultanan Banjar Pernah Pindah ke Kayu Tangi, Martapura? | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Selasa, 05 April 2022

Mengapa Ibukota Kesultanan Banjar Pernah Pindah ke Kayu Tangi, Martapura?

Peristiwa berawal dari Belanda yang tak memperoleh lada di Banten. Karena tak memperoleh lada, Belanda pun merampok dua buah Jung (kapal besar) Kesultanan Banjar yang memuat lada pada tahun 1596. Peristiwa ini pun jadi kesan pertemuan awal yang buruk Belanda dengan orang Banjar.

Belanda pun semakin penasaran dengan daerah Banjarmasin. Lalu Belanda mengirim sebuah ekspedisi ke Banjarmasin pada 17 Juli 1607. Ekspedisi itu dipimpin oleh seorang Belanda yang bernama Koopman Gillis Michielzoon. Seluruh ekspedisi Belanda itu diajak kedaratm namun secara mengejutkan, seluruh orang Belanda itu dibunuh dan harta benda serta kapalnya dirampas. Mungkin ini adalah pembalasan dari orang Banjar karena dulu Belanda pernah merampok lada Banjar pada 1596.

Secara mengejutkan, pada 1612 Belanda mengirim armada yang disiapkan untuk membalas kematian Gillis Michielzoon pada 1607. Armada Belanda ini menyerang Banjarmasin dari arah pulau Kembang, menembaki Kuin, Ibukota Banjarmasin. Serangan ini menghancurkan Banjar lama atau kampong kerton dan sekitarnya.

Karena daerah Banjar Lama yang merupakan istana Sultan di Banjar dihancurkan, maka ibukota Kesultanan Banjar dipindahkan dari Kuin ke Kayu Tangi atau Teluk Selong Martapura. Saat itu Kesultanan Banjar dipimpin oleh Sultan Mustain Billah, Sultan Banjar ke 4.

Sumber: buku Sejarah Banjar Balitbangda Provinsi Kalsel oleh penerbit Ombak Yogyakarta. Sub judul "Perkembangan Politik dan Ekonomi Perdagangan" halaman 151

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner