BERITABANJARMASIN.COM - Berbagai upaya dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat yang dilakukan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Terutama di tengah gempuran wabah pandemi Covid-19 yang muncul sejak dua tahun lalu di Indonesia. Membuat pemerintah terus bekerja keras dalam penanganannya.
Kemunculan virus Corona di Indonesia pada Maret 2020 lalu, membuat sebagian besar masyarakat mengalami kesulitan.
Sehingga pemerintah harus memutar otak dalam menanggulangi wabah yang terjadi diseluruh Indonesia.
Tak terkecuali di Provinsi Kalsel, wabah tersebut menyebar ke 13 kabupaten/kota sehingga masyarakat daerah harus berjuang dalam melawan penyebaran virus yang sangat cepat penularannya.
Seperti di Kota Banjarmasin, yang memiliki kepadatan penduduk membuat pemerintah kota harus bekerja ekstra.
Bahkan wabah yang pertama kali muncul di kawasan Banjarmasin Utara itu, membuat sebagian warga kota panik. Hingga berbagai sektor yakni sektor petekonomian, wisata, dan pendidikan terpaksa dihentikan untuk menanggulangi wabah asal Wuhan itu.
Hingga akhirnya pemerintah mulai memberikan vaksinasi Covid-19 terhadap seluruh masyarakat sebagai upaya pembentukan kekebalan tubuh.
Namun, upaya tersebut tidak serta merta diterima oleh masyarakat banua khususnya di Banjarmasin.
Banyak pro dan kontra terjadi dalam penerimaan vaksin sebagai langkah pertama dalam penanganan Covid-19.
Pemerintah kota tidak menyerah begitu saja. Sosialisasi terus diegencarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, untuk memberikan pemahaman akan pentingnya bervaksin baik bagi diri sendiri maupun bagi orang banyak.
Hingga akhirnya vaksinasi yang dilakukan oleh tim medis itu, mulai diterima masyarakat kota berjuluk seribu sungai tersebut.
Berdasarkan data capaian vaksinasi Provinsi Kalimantan Selatan pertanggal 10 April 2022 untuk dosis satu 92,15 persen. Dosis kedua 69,47 persen, dan dosis booster 11,51 persen.
Berdasarkan kelompok sasaran, rincian vaksinasi untuk menangkal virus Covid-19 di provinsi ini yakni kelompok SDM kesehatan dengan target 26,57 ribu peserta. Pada dosis 1, berhasil dilakukan vaksinasi sebanyak 26,57 ribu jiwa (129,9 persen target) dan untuk vaksinasi dosis 2 telah tercapai 126,67 persen atau 33,66 ribu jiwa.
Vaksinasi ke petugas publik dengan target 319,78 ribu jiwa. Vaksinasi dosis 1 dilaporkan telah mencapai 237,95 ribu jiwa (74,41 persen target) dan dosis 2 dengan capaian 69,47 persen atau berhasil tersalurkan sebanyak 222,15 ribu jiwa.
Kemudian vaksinasi ke lansia menarget sebanyak 258,55 ribu jiwa. Untuk dosis 1, telah diberikan kepada 198,8 ribu jiwa (76,89 persen target). Sedangkan untuk vaksinasi dosis 2 baru tercapai 44,44 persen atau 114,9 ribu jiwa.
Vaksinasi ke masyarakat umum yang rentan ditargetkan sebanyak 2,15 juta jiwa. Pada dosis 1, vaksinasi dilaporkan telah diberikan sebanyak 1,71 juta jiwa (81,29 persen target). Sedangkan untuk vaksinasi dosis 2 baru tercapai 55,01 persen atau 1,14 juta jiwa.
Sasaran lainnya, untuk kelompok remaja mulai dari usia 12-17 tahun. Di wilayah ini target yang ditetapkan sebanyak 402,12 ribu jiwa. Untuk vaksinasi dosis 1 telah diberikan kepada 376,36 ribu jiwa (93,59 persen target). Adapun dosis 2 baru tercapai 74,22 persen atau tersalurkan kepada 298,44 ribu jiwa.
Tak sampai disitu upaya pencapaian target vaksinasi Pemprov Kalsel berupaya kembali melakukan program “Vaksinasi Bergerak” demi mengakselerasi target cakupan vaksinasi sebesar 70 persen.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor menyatakan Vaksinasi Bergerak bertujuan untuk menggalakkan upaya vaksinasi agar mewujudkan masyarakat tetap produktif di tengah pandemi Covid-19.
"Untuk vaksinasi pertama, Pak Presiden angkat jempol untuk kita, sementara untuk vaksinasi kedua beliau menegaskan agar segera dinaikkan. Artinya lebih banyak lagi masyarakat yang diberikan vaksin," ujarnya, dikutip Jum’at (25/3/2022).
Sahbirin menyebutkan capaian vaksinasi dosis dua di Kalsel baru mencapai 63 persen.
Dia mencatat vaksinasi di Kalsel untuk dosis pertama 94,40 persen dan vaksinasi dosis kedua 63,12 persen serta vaksinasi dosis ketiga booster 7,11 persen.
Artinya target vaksinasi dosis dua 70 persen tinggal 6,88 persen yang harus dikejar. Untuk itu Gubernur Kalsel memberikan arahan untuk melakukan vaksinasi bergerak lagi. Paling tidak untuk mencapai vaksin kedua 70 persen.
Sebab berdasarkan data Dinkes Kalsel, capaian vaksinasi dosis dua di tingkat kabupaten/kota tercatat masih rendah yaitu, Kabupaten Banjar 48,84 persen, Kotabaru 57,14 persen, Batola 49,72 persen, Hulu Sungai Tengah 58,76 persen, Hulu Sungai Utara 53 persen dan Tabalong sebesar 58 persen.
Sedangkan yang sudah mencapai 70 persen adalah Kota Banjarmasin, Banjarbaru dan Tanah Bumbu untuk dosis kedua.
Disisi lain, Pemerintah Provinsi juga terus mencanangkan penekanan angka stunting di 13 Kabupaten Kota.
Hal itu menjadi atensi bagi pemerintah kota maupun kabupaten dalam penanganannya.
Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin, dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin yang menggenjot upaya penurunan angka stunting masih diangka 27 persen saat ini, dengan melibatkan SKPD terkait.
Mengingat dari data tahun 2021 lalu, tercatat Kota Banjarmasin berada di peringkat ke lima tertinggi angka stunting di provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
"Kita targetkan di tahun 2022 ini, kita berharap bisa menurunkan angkanya di 24," ucapnya Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin, Machli Riyadi, Selasa (5/4/2022).
Meski standar Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk angka stunting di tahun 2021 berada di angka 21 persen.
Namun, pihaknya tidak menargetkan diangka tersebut sebab masih banyak penyebab stunting yang masih sering terjadi dikalangan masyarakat baiman itu.
"Seperti masih terjadinya pernikah diusia muda, yang masih belum siap untuk melahirkan seorang anak," jelas ia.
Sudah seharusnya dimana calon pasangan harus melakukan imunisasi pra nikah. Seperti Vaksin difteri, pertusis, dan tetanus (DPT) serta tetanus toksiod (TT) juga perlu diberikan kepada calon pengantin.
Hal itu sebagai persiapan calon ibu maupun bapak dalam pelaksanaan program memiliki anak.
Tak sampai disitu saja, pemberian imunisasi juga terus diberikan pada 1000 hari anak untuk memberikan kekebalan tubuh pada anak. Sehingga tumbuh kembang anak bisa lebih optimal.
Kemudian dari segi faktor lingkungan, misalnya masih belum secara menyeluruh jangkauan masyarakat akan ketersediaan air bersih PDAM.
Serta masih banyaknya hunia rumah yang ventilasi udaranya masih kurang layak. Sehingga penekanan angka stunting perlu kerja keras bagi pemkot. "Itu terus akan menjadi PR kita bersama,"imbuhnya
Ia pun berharap dengan terus berupaya dalam menangani angka stunting, Banjarmasin bisa menekan akan penyakit bertubuh kerdil tersebut. (arum/sip)
ilustrasi: suryakepri
Posting Komentar