Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (Datu Kalampayan) setelah selesai
belajar di Makkah, beliau tidak langsung ke Banjar. Beliau singgah dulu ke
beberapa daerah, seperti di Pulau Pinang, Kedah, Perak, Singapura, Pulau
Penyengat, dan Betawi (Jakarta).
Sebelum ke Betawi, rombongan Datu Kalampayan singgah beberapa
di pulau Penyengat kepulauan Riau. Menurut Riwayat, Datu Kalampayan sempat
mengajar di masjid Pulau Penyengat, kepulauan Riau. Masjid tempat beliau
mengajar sangatlah unik, karena bangunannya terbuat dari beton yang luluhnya
memakai putih telur sebagai pengganti semen.
Sebagai tanda ucapan terima kasih masyarakat Pulau Penyengat,
maka Sultan Riau menghadiahkan tasbih yang terbuat dari kayu akar bahar kepada
Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Sekarang, tasbih itu masih ada dalam pemeliharaan
dzuriyat Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari di daerah Dalampagar.
Setelah itu, Datu Kalampayan Kembali melanjutkan perjalanan
ke Betawi (Jakarta). Di Betawi Datu Kalampayan sempat beberapa lama juga
menetap sebelum ke Banjar. Beliau di Betawi sempat juga membetulkan beberapa
masjid yang kiblat nya kurang tepat.
Sebagai informasi tambahan, ada juga keturunan Datuk
Kalampayan yang menetap dan berkubur Pulau Penyengat. Beliau adalah Khalifah
Syekh Syihabuddin bin Syekh Muahmmad Arsyad Al Banjari.
Sumber : buku "Maulana Syekh Muhammad Arsyad
Al-Banjari" tulisan Abu Daudi, sub judul "Kembali ke Tanah Air"
hal 33
Posting Komentar