Suatu saat, Abah Guru Sekumpul pernah mengamalkan dzikir
puluhan ribuan kali dalam setiap harinya. Dzikir tentunya sangat bagus dan
dianjurkan dalam agama. Namun, ada efek samping dari beliau “terlalu banyak”
mengamalakan dzikir. Efeknya adalah beliau mudah emosional ketika melihat
sesuatu yang bertentangan dengan ajaran agama islam.
Yang jadi pertanyaan, mengapa orang banyak dzikir menjadi
emosional ketika melihat sesuatu yang bertentangan dengan agama?. Tuan Guru
Kapuh di Kandangan menjelaskan, apabila seorang banyak melakukan dzikir maka
akan muncul “ghirah” dalam beragama. Orang ghirah akan merasa dekat dengan Allah
tidak suka bahkan emosional ketika melihat sesuatu bertentangan dengan agama. Itulah
efek samping dari terlalu banyak berdzikir.
Emosional nya orang yang ghirah dalam agama sebenarnya adalah
hal yang positif. Tapi dalam mendakwahi masyarakat, tidak bisa dengan emosional.
Harus dengan lemah lembut dan akhlaq yang baik.
Kembali ke kisah Abah Guru Sekumpul. Abah Guru Sekumpul
merasakan ghirah yang luar biasa itu tidak berlangsung lama. Ayah beliau, H.
Abdul Ghani mengetahui mengapa sang anak menjadi seperti itu. Lalu ayah beliau
menyarankan kurangi membaca dzikir, perbanyak membaca sholawat. Insya Allah
akan bisa kembali menjadi lemah lembut dan rahmatan lil ‘alamin.
Lalu Abah Guru Sekumpul perbanyak membaca sholawat, terutama
dalail khoirot. Sejak saat itu, Abah Guru Sekumpul kembali menjadi seorang yang
lemah lebut dan kasih sayang kepada sesama. Kalangan langit sayang, penduduk
dunia pun sayang kepada beliau.
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=iEM3hinIHn4
Posting Komentar