Baca Berita Lainnya...
|
foto: Ramadhani
|
BERITABANJARMASIN.COM - Perayaan milad ke-3 Kampung Buku Banjarmasin, Sabtu (16/7/2022) terlihat sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, performance art secara spontan melibatkan tamu yang datang. Gemuruh lafal bertubi-tubi diucapkan dari pembacaan buku yang dipegang oleh tamu yang hadir. Seolah menjadi klimaks pada perayaan milad bertema Kampung Buku Memanggil.
Lampu-lampu dipadamkan, tamu yang hadir seketika terpecahkan fokusnya. Dipandu oleh Novyandi Saputra masing-masing mereka diberikan buku. Lalu dalam suasana gelap itu, menyalakan lampu kecil gawai untuk sekadar bisa melihat halaman-halaman buku. Performance art berjudul Library I sengaja ditampilkan Novy dengan mengajak semua tamu yang datang.
Suara mulai baur membaur dan bergumam, bergulung-gulung. Para tamu diminta membaca. Ya, semuanya diminta membaca dengan suara yang lebih nyaring dari gawai berdering. Memberi jeda, untuk mengingat kembali. Bahwa kita terlalu lebih mengakrabi gawai cerdas kita, nongki-nongki cantik kita, sekelebat-sekelebat informasi berita, lalu lupa: membaca!
Menurut Novy jarak antara kebenaran dan kesalahan hanya sebatas cahaya. "Pengetahuan sangat bergantung pada sudut pandang yang memayunginya," ujarnya.
Pada sisi lain, segala hal telah berpindah melalui cahaya ke dalam sebuah sistem baru bernama smart phone. Semua fokus melihat cahaya, semua tertuju pada satu cahaya. Riuh-riuh pengetahuan, tuturnya, sama kerasnya dengan riuh-riuh euforia. Begitulah ketika disatukan oleh bias-bias cahaya, seperti sebuah perpustakaan tempat meletakkan banyak buku-buku yang tersusun, entah kapan terbaca.
|
KHUSYUK - Tamu membaca buku dengan suara agak kerasa dan lampu kecil dari gawai. |
Grup musik Ugahari menambah khidmat perayaan milad Kambuk. Dengan lagu Kuda Cahaya dan alat musik perkusi, biola, kuriding dan alat musik tradisional lainnya, Ugahari berhasil membawa tamu hanyut dalam pesan lirik lagu Kuda Cahaya. Lirik tentang cahaya, petunjuk kepada manusia. Dalam takut dan harap, maka petunjuklah, maka cahayalah yang membuka pandangan dan jalan.
|
TAMPIL- Grup musik Ugahari. |
Tiba-tiba saja, tamu kemudian dikejutkan dengan suara ribut-ribut dari arah belakang. Sepasang suami istri tampak cekcok. Suara perkelahian mereka membuat tamu terdiam dan mengarahkan pandangan. Rupanya itu adalah pertunjukan kejutan dari Sanggar Budaya Kalsel.
|
SANGGAR BUDAYA KALSEL - Hijromi dkk. |
Hijromi, Batu dan kawan-kawannya bereksperimen menampilkan seni teater yang tidak biasa. Ia menggunakan titik tengah yang tak teduga di antara para tamu menjadi tempat menampikan kemampuan acting mereka. Karya mereka menjadi pengalaman menyaksikan teater dengan cara yang antimainstream dan mengesankan.Owner Kampung Buku Banjarmasin, Hajriansyah berharap dalam usia Kampung Buku yang sudah memasuki tiga tahun, bisa membawa manfaat sebanyak-banyaknya dan bisa tetap bertahan. Ia berharap Kampung Buku bisa lebih maksimal berkontribusi dalam perkembangan literasi di Banua. "Dengan tema Kambuk Memanggil, semoga Kambuk dan literasi Banua semakin baik," ucap Ketua Dewan Kesenian Kota Banjarmasin itu. (sip)
Posting Komentar