BERITABANJARMASIN.COM - Kehadiran Pemko Banjarmasin di Kongres Dunia Earoph (Eastern Regional Organization for Planning and Human Settlements), menjadi bukti pembangunan yang kini dilaksanakan Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina dan Wakil Wali Kota Banjarmasin, H Arifin Noor, mendapat perhatian dari kota-kota dunia.
Terlebih, fokus pembangunan Pemko Banjarmasin saat ini, memang tengah menjadi trend kegiatan pembangunan kota-kota besar dunia yakni, pemulihan ekonomi pasca covid 19 melalui pengembangan ekonomi kreatif khususnya menciptakan Entrepreneur atau wirausaha baru berbasis smart city khususnya untuk usaha micro dan menengah. “Ada tiga visi misi Pemerintah Kota Banjarmasin yang kita angkat di forum ini, yang pertama merevitalisasi sungai untuk mensupport sungai berbasis turis, kedua menciptakan keandalan UMKM selanjutnya untuk mengembalikan kejayaan Kota Banjarmasin sebagai kota barang dan jasa, dan ketiga adalah terkait smart city berbasis base public,” ungkap Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina melalui Staf Ahli Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan, Lukman Fadlun, di di Shangri-La Hotel, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (06/10).
Selain Kota Banjarmasin, kota-kota lain di Indoensia juga terlihat hadir dalam kegiatan yang dilaksanakan dari tanggal 5 sampai 8 Oktober 2022.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr H Emil Elestianto Dardak, B.Bus., M.Sc, mengatakan, dalam kondisi seperti saat ini kehadiran para delegasi wali kota se asia utamanya adalah membahas bagaimana dampak covid pada pemerintah daerah di negara negara asia, di kota kota asia, dan dalam forum ini berbagai pengalaman dibagikan, termasuk bagaimana dampaknya terhadap kegiatan-kegiatan masyarakat.
Pasca Covid-19, jelas pria yang menjabat sebagai President Earoph periode 2022-2024, beberapa kota di asia ada yang telah melakukan langkah-langkah antispasi untuk membantu masyarakat. Hanya saja, dampak yang dihasilkan dari pemberian bantuan tersebut masih dirasakan belum maksimal. “Sebagaimana di Kuala Lumpur, ada keringanan yang diberikan pemerintahnya kepada para pedagang kaki lima, tapi ternyata setelah keringanan itu diberikan, pedagang kaki limanya melonjak, tapi untuk saat ini ini tidak papa kata walikotanya, karena memang perekonomian sulit ini membutuhkan keringanan. Ini artinya sektor informal menjadi tumpuan yang penting di situasi seperti ini,” jelasnya.
Beberapa kota di asia berpendapat, bebernya, untuk mengembalikan perekonomian sebuah wilayah itu perlu kedisplinan, sedangkan sebagian kota lainnya berpendapat yang diperlukan saat ini peran serta masyarakat agar bisa sama-sama berbagi, bergotong royong, mengembalikan keadaan ini agar seperti semula.
Apalagi, katanya lagi, angka kemiskinan di kota-kota asia rata-rata meningkat yang awalnya hanya 13 persen kini menjadi 17 persen.
Ia menginginkan pertemuan dalam kongres tersebut menjadi satu momen untuk merancang ulang rencana tak hanya terkait permasalahan tata ruang dan perekonomian semata, tetapi juga menghitung berhitung ulang bagaimana merasionalisasi perkembangan infrastruktur perkotaan.
Jadi kuncinya kesehatan nomor 1 lah, Jadi pasca new normal ini memang ada harus proses yang diterapkan walaupun sekarang Prokes agak lebih longgar, tapi vaksinasi. Karena itulah yang menjadi tumpuan ekonomi harus berdiri diatas terlebih dahulu,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Earoph amerupakan organisasi internasional yang didirikan tahun 1956. Organisasi ini bermitra dengan United Cities and Local Government (UCLG) Asia Pasific, di dalamnya terdapat pula pakar dan praktisi bidang perencanaan dan pemukiman di wilayah Asia dan Australia, yang menaungi para kepala daerah dan asosiasi pemerintah daerah di wilayah Asia Pasifik.
Hot isu dalam kongres ini adalah dampak perubahan populasi terkait dengan pengelolaan iklim dan isu-isu terkait yang sedang diperdebatkan di tingkat internasional termasuk perencanaan infrastruktur, ketahanan air, energi terbarukan, dan pariwisata berkelanjutan.
Rangakain kegiatan Earoph World Congress adalah Asean Mayors Forum (AMF). Untuk besok (Jumat 07/10), AMF akan kembali menghadirkan para kepala daerah dari negara-negara di Asia Tenggara, untuk bicara tentang smart city.(prokom-banjarmasin)
Posting Komentar