Sekitar 30 tahun sudah, Halidah berjualan di atas jukung (perahu) di Pasar Terapung. Ia mengaku betah dengan pekerjaannya itu, meski modernisasi kian merambah cepat. Termasuk ke pola jual beli masyarakatm
Rumseh | BERITABANJARMASIN.com
Saat ini ia memilih berjualan dengan jukungnya itu di Pasar Terapung Siring Menara Pandang Banjarmasin, setiap Sabtu dan Minggu.
Lontong sayur, mie habang (merah), lupis, laksa, jaring, petah, kokoleh, putu mayang, dan kudapan khas Banjar lainnya berjejer rapi di atas perahu kecil sungai Martapura.
Melakoni usahanya selama 30 tahun, Halidah terus berjuang dalam menghidupi keluarganya.
Jika tak berjualan di Siring Menara Pandang, setiap pagi hari wanita paruh baya itu mengayuh perahu kecilnya dengan tenaga yang saat ini sudah mulai berkurang termakan usia ke pelosok wilayah bantaran sungai untuk menjajakan jualannya tersebut.
Bahkan warga Kelurahan Sungai Lulut Banjarmasin Timur itu rela mengayuh perahunya ke Kelurahan kuin hingga Alalak.
Hal itu dilakukannya setiap hari selama pandemi melanda dua tahun lalu, dimana waktu itu pasar terapung terpaksa ditutup.
"Alhamdulillah, masih bisa kerja keras memenuhi kebutuhan di rumah," tuturnya, saat ditemui beritabanjarmasin.com.
Meski diakuinya, jarak tempuh dari kawasan tempat tinggalnya cukup jauh dan memakan tenaga ekstra. Namun kegigihannya tidak menyurutkan semangat nenek dua orang cucu tersebut untuk mengayuh perahu kecilnya.
Ibu dari dua orang anak itu juga mengatakan sangat bersyukur akan dibukanya pasar terapung. Sehingga ia bisa berjualan kembali meski hanya seminggu dua kali. "Nini (Nenek) sangat bersyukur dibuka lagi pasar terapung," ujarnya seraya tersenyum.
Apalagi dari hasil jualannya sebagai pedagang terapung selama puluhan tahun mampu menyekolahkan kedua anaknya yang saat ini sudah bekerja di perusahaan swasta.
Ditanya apakah tidak ingin mencoba berjualan di darat? wanita berusia 58 tahun itu menjawab, bahwa dirinya lebih nyaman melakukan transaksi jual beli di atas perahu.
Sebab kata ia sejak dahulu, di Banjarmasin melakukan jual beli diatas sungai dan hal itu merupakan warisan budaya yang sudah semestinya dilestarikan. "Nini lebih nyaman berjualan dengan mengayuh perahu nak," ujarnya lagi.
Selain itu, ia menambahkan bahwa bersama puluhan pedagang pasar terapung lainnya mendapatkan pembinaan dari Pemerintah Kota Banjarmasin.
Sehingga hal itu sangat membantu ia dan yang lainnya untuk menjual barang dagangannya dengan lebih baik lagi. (arum/sip)
Posting Komentar