BERITABANJARMASIN.COM - Sekretaris Jendral Global Geopark Network (GGN) - UNESCO, Dr Guy Martini mengunjungi Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak, Barito Kuala Kalsel untuk menganalisa kondisi Geopark Meratus yang mengajukan menjadi UNESCO Global Geopark.
Kunjungannya kepulau Curiak bersama sekretaris pribadinya, Daniela Inaciasantos didampingi Ketua Harian BP Geopark Meratus Hanifah Dwi Nirwana, Kepala Dinas Pariwisata Kalsel M Syarifuddin, pakar Geologi UPN Jatmika Setiawan dan Joko Soesilo, anggota perorangan GGN Hanang Samudra yang disambut langsung oleh pelaku pengelola Stasiun Riset Bekantan, Amalia Rezeki dari Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) dan Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus SBI, Ferina Fernanda beserta tim.
Menurut Guy, kawasan Stasiun Riset Bekantan, Pulau Curiak di Kabupaten Barito Kuala Kalsel merupakan lokasi spesial dalam kawasan Geopark Meratus yang tidak dimiliki oleh taman bumi mana pun.
"Di sini ada konservasi lahan basah, konservasi bekantan, ada NGO dan ada keterlibatan masyarakat lokal," katanya dalam diskusinya di Pendopo Rumah Banjar, di Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak.
Pada kesempatan tersebut dirinya juga mengunjungi Stasiun Riset Bekantan dan melakukan penanaman pohon mangrove rambai bersam Hanifah Dwi Nirwana, diikuti rombongan lainnya yang mengikuti acara kunjungan tersebut.
Sementara itu, Amalia Rezeki menjelaskan, bahwa kawasan Stasiun Riset Bekantan yang didirikannya sejak tahun 2018 ini, dijadikan role model bagi pengelolaan kawasan pelestarian bekantan dan ekosistem lahan basah diluar kawasan konservasi.
Dimana manusia dan bekantan yang merupakan ikon kebanggaan Kalsel ini, dapat hidup berdampingan secara harmoni. Karena untuk menjaga lingkungan kawasan tersebut melibatkan semua pemangku kepentingan, seperti pemerintah, swasta dan masyarakat setempat.
Amalia sangat mendukung dan berterimakasih, jika kawasan yang ia kelola tersebut, diapresiasi dan dimasukan kedalam pengembangan kawasan Geopark Meratus, keanekaragaman hayatinya, terutama melalui satwa ikoniknya bekantan, yang merupakan maskot Provinsi Kalsel.
Saat ini keberadaannya menurut lembaga konservasi Internasional IUCN, termasuk dalam daftar merah, dengan status terancam punah.
Sementara itu, Ferina Fernanda mengatakan bahwa kawasan Stasiun Riset Bekantan juga menjadi destinasi ekowisata yang banyak dikunjungi wisatawan, khususnya pelajar dan mahasiswa, termasuk mahasiswa asing.
Pengelolaan wisata minat khusus ini lanjutnya, melibatkan masyarakat setempat menjadi pemandu lokal serta menyewakan perahu klotok untuk susur sungai mengamati keragaman hayati Pulau Curiak.
Disamping itu pengunjung diajak menanam rambai yang merupakan tegakan dan pakan utama bekantan, yang bibit pohonnya didapat dari masyarakat setempat. (maya/rilis)
Posting Komentar