BERITABANJARMASIN.COM - Bukan hanya masalah rendahnya gizi, masih tinginya angka pernikahan dini di Kalsel turut menyumbang dan menjadi pemicu meningkatnya stunting di Kalsel hingga hari ini (11/3/2023).
Plh Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel, Sopyan mengatakan urutan Kalsel saat ini berada pada posisi kedua tertinggi se-Indonesia dan akan berdampak secara tidak langsung kepada stunting.
"Jangan sampai anak-anak merawat anak-anak. Ini berpengaruh pada parentingnya," jelasnya.
Hal ini Sopyan sampaikan di pers conference dalam komitmen bersama DPRD, BI Kalsel, BKKBN dan Pemprov dalam percepatan penurunan prevalansi stunting di gedung DPRD Provinsi Kalsel.
"Kita juga mengharapkan BI bisa terlibat dalam program penangaan stunting salah satunya Bapak Asuh anak stunting," terangnya.
Untuk data sendiri terangnya tidak perlu khawatir, BKKBN akan menyiapkan data by name by address keluarga terdapat stunting itu. "Kami ingin bantuan dari pemerintah atau CSR dapat tepat sasaran," ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Perwakilan BI Kalsel, Wahyu Pratomo menyatakan kesiapan pihaknya dalam mendukung percepatan stunting melalui program sosial yang dijalankan.
"Kamu fokuskan pada lima daerah tertinggi angka stunting yakni Barito Kuala, Kotabaru, HST, Balangan, dan HSU," katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kalsel, Supian HK mengharapkan dengan komitmen bersama ini penurunan prevalansi stunting dengan target 14 persen di tahun 2024 dapat tercapai. (maya/sip)
Posting Komentar