BERITABANJARMASIN.COM - Budaya bahuma (bertani) yang mulai ditinggalkan oleh generasi muda saat ini menjadi perhatian anggota DPRD Kalsel, Hasanuddin Murad.
Menurut Hasan, tren globalisasi sekarang memang mengancam budaya lokal. Anak muda sekarang lebih senang memilih profesi ASN dan lainnya ketimbang menjadi petani untuk berkontribusi memajukan hasil pertanian di daerahnya.
"Bahkan mungkin sekarang generasi muda sudah tidak mengenal lagi dengan istilah bahuma di era globalisasi saat ini," ujarnya saat menggelar Sosper Perda Nomor 4/2017 tentang Budaya Banua dan Kearifan Lokal (2/3/2023) sore.
Oleh karena itu, hal ini menurutnya perlu menjadi perhatian pemerintah. Apalagi saat ini, sekolah maupun jurusan pertanian di Kalsel oleh anak banua kurang diminati. Padahal kata Hasan, mereka yang akan menjadi penerus dan peggerak perekonomian Kalsel di masa depan.
Ia pun meminta pemerintah bisa mendukung tambahan anggaran dan mengupayakan agar minat para generasi muda ini lebih mencintai budaya serta kearifan lokalnya dalam bertani.
"Seperti bahuma salah satu budaya yang terkikis, padahal jika diubah pola pikir mereka saya yakin maka banyak yang sukses," katanya.
Sebab lanjutnya, para generasi muda jika sungguh-sungguh mengelola dan mempelajari ilmu pertanian, maka jika dibandingkan antara pendapatan ASN dan petani jauh akan lebih banyak petani.
"Karena pertanian itu adalah pekerjaan yang menjanjikan apalagi jika dilakukan secara optimal," ucapnya. (maya/sip)
Posting Komentar