BERAWAL dari pengamatan saya tentang proses kreativitas seorang anak. Kerap kali terjadi kesalahan pandangan orangtua tentang perspektif keterampilan/kreativitas anak-anak. Seorang anak dikatakan memiliki keterampilan dan dikatakan hebat jika memenangkan suatu perlombaan. Apakah itu sepenuhnya benar?
Oleh: Badri Hurmansyah S.Pd M.Sn
Apa yang didapat dari lomba? Sertifikat, piala atau hadiah? Itu kemudian dijadikan tolak ukur. Orangtua hanya fokus pada hasil yang didapatkan anaknya. Tentu saja ini bisa dibilang memprihatinkan, karena pada dasarnya semua anak itu unik dan memiliki potensinya masing-masing. Meskipun mungkin tidak pernah menggondol piala kemenangan sekalipun.
Apakah dengan anak selalu menang lomba dan banyak piala, lalu masuk kategori pemenang atau sebaliknya? Boleh saja hal tersebut sebagai dampak dari aktivitas mereka namun bukan itu nilai sebenarnya dari kreativitas seorang anak.
Pemahaman dunia seni mungkin harus dipahami secara utuh oleh masyarakat bukan semata terkesan ketika seorang anak yang menang itu adalah yang paling kreatif atau yang kalah itu tidak kreatif.
Ketika seorang anak berkarya, sebenarnya proses penguraian pengetahuan dan karyanya menjadi bukti pengetahuannya. Pernyataan ini tidak berlebihan karena pikiran seorang anak dikemas kembali melalui garis, warna, bentuk dan elemen lainnya dalam karyanya tersebut.
Ekspresi dari karya anak adalah bentuk kepekaannya terhadap proses sebagai seorang anak dalam dunia kretivitas yang menyembunyikan keinginan, perasaan, hiburan, kegembiraan atau sekedar "mengungkap."
Melihat gejala pertaruhan mental seorang anak di perlombaan sudah dapat kita baca sebagai sesuatu yang serius terhadap perkembangan seorang anak.
Bisa jadi ini sebagai suatu hambatan, ketika mereka kalah mereka berpikir bahwa mereka tidak berbakat dalam dunia seni dan ketika mereka menang mereka terlalu nyaman dan membuatnya tidak berkembang.
Maka penting bagi masyarakat memahami nilai sebenarnya adalah ada didalam diri mereka. Sebagai entitas yang memiliki kebebasan, kepolosan dan kejujuran.
Hari ini saya sangat prihatin melihat tetesan air mata anak-anak saat mengikuti lomba. Teriakan orang tua yang menuntut untuk mereka untuk menang.
Saya dapat merasakan apa yang mereka rasakan, dan tulisan saya persembahkan untuk anak-anak yang sedang berjuang dalam dunia mereka. Sebagai calon generasi penerus di dunia kreatif. Selamat Hari Anak Nasional.
Posting Komentar