HINGGA saat ini banyak orang yang percaya bahwa Saranjana ini benar-benar ada. Kisahnya pun telah dibukukan oleh anak muda banua yakni Gusti Gina dan menasional.
Maya Andriani, Banjarmasin | BeritaBanjarmasin.com
Gusti Gina tak pernah menyangka, buku yang ia tulis bisa menjadi seviral seperti sekarang di media sosial (medsos) bahkan bisa diundang ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel.
"Saya tidak pernah menyangka dampaknya akan sebesar ini sampai karya diterbitkan di nasional dan diundang ke Dispersip Kalsel," terangnya dengan nada bangga dan terharu saat ditemui pada saat meet and greet di Dispersip KM6 Banjarmasin, Kamis (14/9/2023).
Gusti Gina mengungkapkan menulis dilakukan secara otodidak dari sejak SMP dan berawal dari kesukaannya mengekspresikan diri lewat Diary. Dari hobi menulis ini dia kembangkan hingga menjadi konten kreator seperti sekarang.
Salah satu aktor Indonesia yang diidolakannya ialah Raditya Dika yang sukses menjajaki karir sebagai penulis novel hingga sutradara. "Dulu aku berpikir bisa gak seperti dia nih, namun bisa semua berawal dari mimpi," ucapnya.
Pada mulanya ia menceritakan bersama penerbit bukan menulis buku tentang saranjana namun cerita lain dalam bentuk novel.
Namun dirinya mempunyai keinginan kuat untuk membuat buku pertama yang mengangkat urban legenda di Kalsel. Dari sekian banyak cerita rakyat horor dan misteri Gina tertarik pada kisah Kota Saranjana.
"Kisah Saranjana ini potensi viralnya tinggi, otomatis akan mengangkat Kalsel secara umum," ucapnya.
Saat menyampaikan idenya, syukurnya kata Gusti Gina dapat diterima oleh penerbit yang tertarik dengan urban legend dan kultur di Kalsel.
Dalam perjalanannya, Gusti Gina menuturkan untuk menyusun rencana dan riset pembuatan buku saranjana perlu waktu yang cukup panjang yakni selama dua bulan lamanya.
Kurun waktu itu, selama dua minggu pula ia mulai mendatangi desa yang diyakini sebagai gerbang menuju alam saranjana, bertemu dengan narasumber, juru kunci dan seorang sejarawan asal Kalsel. Kemudian mengumpulkan informasi melalui podcast dan wawancara terkait tinjauan Kota Saranjana dari historinya.
Meskipun tidak pernah melihat secara nyata, bagaimana Kota Saranjana, karena kata Gusti Gina dirinya juga bukan indigo namun selama riset di sana, ia mengaku sering merasakan kejadian ganjil atau diluar logis manusia.
"Untuk prosesnya alhamdulillah tidak ada kendala dan semua berjalan lancar, dan warga lokal disana mensupport," sebut perempuan berusia 28 tahun tersebut.
Gusti Gina mengatakan untuk ada atau tidaknya Kota Saranjana itu balik lagi sesuai kepercayaan masing-masing. Namun ia sendiri meyakini memang ada dan merupakan bagian dari alam gaib.
Suksesnya tulisan Saranjana ini hingga ke tingkat nasional diharapkan Gusti Gina bisa menjadi inspirasi dan motivasi khususnya bagi para penulis di banua untuk tidak ragu saat memulai sesuatu sesuai bakat dan minatnya masing-masing.
"Mulai saja dulu, dilakukan pelan-pelan fokus pada apa yang bisa dilakukan. Hasil akan mengikuti bisa hari ini, besok atau suatu hari di masa depan," pesannya.
Sebagai seorang penulis kata ia di era digitalisasi harus bisa menyesuaikan dan kalau mengetahui starateginya maka akan lebih mudah dalam mengembangkan karya supaya viral.
Pertama kata Gusti Gina terpenting pada pemilihan topik, dimana ia memilih Kota Gaib Saranjana yang merupakan misteri yang umum disukai banyak orang, tidak hanya di Kalsel namun Indonesia pada umumnya.
Kemudian ia memaksimalkan profesinya yang menjadi seorang konten kreator dan membuat konten di berbagai platform medsos untuk membuat orang penasaran dan terdorong untuk membeli karyanya.
"Untuk genre horor paling tinggi penjual memang di pre order," ucapnya.
Saat ini kata ia, pada cetakan pertama buku 'Mencari Saranjana' sudah terjual dari penerbit sebanyak 1.500 eksemplar.
"Ini proses cetakan kedua, targetnya buku saranjana ini sudah bisa tersedia di gramedia dan toko buku lainnya namun sudah sold out di pre order," jelasnya.
Sementara itu, Kadispersip Kalsel, Nurliani Dardie mengharapkan kehadiran penulis buku Gusti Gina dapat memberikan motivasi kepada generasi muda di Kalsel untuk bisa leluasa berkarya khususnya dalam penulisan.
"Ini sekaligus untuk mempromosikan minat baca di banua dan memotivasi anak muda bisa sukses seperti dia," ucapnya.
Perempuan akrab disapa Nunung ini juga menuturkan memperingati Bulan Gemar Membaca dan Hari Kunjung Perpustakaan, yang jatuh pada 14 September akan banyak mengundang penulis khusus yang berasal dari Kalsel. (maya/sip)
Posting Komentar