BERITABANJARMASIN.COM - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel menggelar bedah buku yang berjudul "Meratus, Izinkan Aku Jatuh Cinta". Hal ini sebagai bagian dari memfasilitasi para penulis lokal untuk memperkenalkan karyanya agar lebih diketahui khalayak luas.
Sang penulis Wirianto Hadisucipto mengatakan, buku ini dibuat hampir satu tahun lamanya. Karena ia merupakan asli orang Meratus tentu bukan hal yang sulit bagi dirinya menuangkan ide di dalam isi cerita.
"Melalui buku ini saya ingin memperkenalkan Meratus kepada kahalayak bahkan kedunia," ujarnya (25/1/2024).
Lanjutnya, Buku ketiga ini isinya seperti buku sebelumya yang memuat kata meratus. Mengisahkan sederet pesan moral tentang keindahan alam Meratus yang harus dijaga, mistis, adat istiadat maupun percintaan di dalamnya dirasa layak untuk jadi pilihan pembaca.
Diterangkannya, buku ini menceritakan sekelompok mahasiswa atau empat sekawan yang sudah bosan dengan petualangan demi petualangan yang mereka angap tidak terlalu greget.
Akhirnya muncul lah ide untuk berpetualangan ke Gunung Meratus yang menurut mereka adalah ide konyol karena sebelumnya tidak mengetahui seperti apa itu meratus.
Sampai disini, penulis juga membalut jalan cerita dengan percintaaan. Dimana sang aktor utama Dedi bertemu dengan cinta sejatinya orang asli dayak meratus bernama Diyang yang sama-sama masih mengeyam pendidikan di perguruan tinggi.
Buku dalam tulisan ini kata Wirianto
merupakan fiksi yang bertempat di Pegunungan Meratus tepatnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
Dalam penulisan ini, dirinya mengatakan tidak melakukan survei. Karena sudah mengetahui bagaimana kondisi geografis alam Meratus serta kehidupan masyarakat di sana.
"Saya dari lahir hingga dewasa tinggal di meratus, jadi akan lebih mudah menuangkan isi ceritanya," jelasnya.
Meskipun begitu kata Wirianto dalam membuat sebuah buku itu perlu konsistensi kapan saatnya menulis dan targetnya selesai. Sebab diakui sering molor karena dirinya juga sambil bekerja.
Sementara itu, Kepala Dispersip Kalsel, Nurliani Dardie mengapresiasi para penulis lokal untuk bisa memperkenalkan karyanya kepada masyarakat luas apalagi yang mengangkat budaya lokal.
"Kami di Dispersip siap untuk memfasilitasi para penulis untuk melakukan bedah buku," jelasnya.
Saat ini kata Bunda Nunung sapaan akrabnya, buku hasil karya cetak dan karya rekam yang dimiliki Dispersip cukup banyak dan diharapkan terus meningkat.
"Tentu harapan kami, karya lokal ini bisa dikenal di nasional," ucapnya. (maya/sip)
Posting Komentar